Jakarta, BeritaRayaOnline,- Senin, 14 November 2022, pukul 14.00 WIB. Mari kita serap spirit para pahlawan melalui puisi dari 77 penyair dari seluruh Indonesia.
Mari kita rayakan Hari Pahlawan dalam sastra, di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Lantai 4 Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat.
Sastra kepahlawanan ini digelar oleh Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), yang dipimpin Octavianus Masheka. Di momen bersejarah tersebut, TISI akan meluncurkan buku 77 Penyair Membaca Pahlawan.
Buku tersebut akan dibahas oleh Sutardji Calzoum Bachri, Letnan Jenderal (Purn) TNI Johannes Suryo Prabowo (Mantan Kasum TNI), dan DR Sunu Wasono dari Universitas Indonesia.
Ini wujud kongkrit kontribusi para penyair terhadap kepahlawanan nasional. Melalui sajak-sajak dalam 77 Penyair Membaca Pahlawan tersebut, mereka bukan hanya memperkenalkan para pahlawan dari berbagai wilayah tanah air.
Tapi, 77 penyair tersebut menyerap makna perjuangan para pahlawan, kemudian menggugah rasa kebangsaan kita melalui puisi.
Octavianus Masheka menyebut, ke-77 penyair tersebut mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
“Ide dasar 77 Penyair Membaca Pahlawan ini adalah memberi ruang kepada para penyair di seluruh tanah air untuk memperkenalkan para pahlawan di wilayah masing-masing. Karena, masih banyak pahlawan yang berjasa untuk bangsa ini tapi tidak dikenal oleh publik secara luas,” tutur Octavianus Masheka, ketika menyerahkan buku tersebut kepada Ahmad Syaropi, Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat.
Ahmad Syaropi adalah salah seorang pemangku kepentingan seni budaya yang didatangi Octavianus Masheka, pada Selasa, 8 November 2022 lalu. Ahmad Syaropi menyambut baik aktivitas Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), yang senantiasa menggerakkan kehidupan sastra Indonesia, khususnya dalam hal kepahlawanan.
“Nilai-nilai kejuangan memang harus terus ditebarkan, salah satunya melalui karya sastra,” ujar Ahmad Syaropi.
Sebagai komunitas sastra, Octavianus Masheka mengungkapkan, TISI terus berupaya melibatkan para penyair di seluruh Indonesia untuk menjadi bagian dari gerakan kesusasteraan secara nasional.
Karena, sangat banyak jejak-jejak bangsa yang belum sepenuhnya tampil ke publik luas. Para penyair punya peluang besar untuk menjadi lokomotif narasi kebangsaan, dari generasi ke generasi.
Apalagi, puisi bukan hanya ditulis, tapi juga dibacakan. Bahkan, dinyanyikan dengan khidmat melalui musikalisasi puisi. Artinya, puisi memiliki daya jangkau yang luas, menembus batas-batas wilayah, sekaligus melintasi zaman.
Dengan demikian, para penyair dengan karya masing-masing sesungguhnya bisa berperan lebih luas, dalam konteks membangun narasi kebangsaan.
Pada Senin, 14 November 2022 nanti, sejumlah penyair yang menjadi bagian dari 77 Penyair Membaca Pahlawan, akan membacakan karya mereka di PDS HB Jassin.
“Kami berharap, momen tersebut mampu menggugah kesadaran publik akan bangsa ini. Setidaknya, para pihak sama-sama menyadari bahwa ada begitu banyak orang yang telah mengorbankan harta dan nyawa, demi kemerdekaan negeri yang kita cintai ini,” lanjut Octavianus Masheka.
Dengan mencatat serta menyerap spirit mereka melalui puisi, itu adalah bagian dari penghargaan serta penghormatan kita terhadap jasa para pahlawan tersebut. Bagaimanapun juga, negeri yang kita diami ini, adalah warisan dari pahlawan.
Beragam puisi dalam 77 Penyair Membaca Pahlawan ini tentulah narasi kebangsaan yang penting untuk membangun kesadaran berbangsa, yang mudah-mudahan mampu menjangkau generasi mendatang.(***)
Salam dari saya Isson Khairul
Persatuan Penulis Indonesia
**/Tulisan ini telah di “tag” ke laman Facebook (FB) Lasman Simanjuntak pada Rabu malam (9/11/2022), dan dipublish kembali oleh beritarayaonline.co.id, Kamis (10/11/2022)
Editor : Pulo Lasman Simanjuntak