
Direktur Teknik dan Opeasi PT TMJ, Arie Irianto saat menerima kunjungan media, Selasa (26/4/2016) menjelaskan, hingga awal triwulan II 2016, untuk paket 3.1 ruas Bawean-Polosiri sedang dikerjakan oleh kontraktor PT Adhi Karya dan progres pembangunan fisiknya telah mencapai 31,99 persen. Untuk paket 3.2 ruas Polosiri-Sidorejo yang digarap oleh PT PP, progres fisiknya telah mencapai 43,62 persen.
Kemudian paket 3.3B Jembatan Kali Sanjoyo yang semula masuk dukungan pemerintah kini ditangani oleh PT TMJ, progres fisiknya telah mencapai 61,25 persen dan dikerjakan oleh PT PP, selanjutnya untuk paket 3.3D Sidorejo-Tengaran yang dikerjakan oleh PT Nindya Karya KSO dengan PT Jaya Konstruksi telah mencapai progres fisik 28,06 persen.
Seperti diketahui, sebelumnya Jalan Tol Semarang-Solo Seksi I ruas Semarang-Ungaran sepanjang 10,8 kilometer telah dioperasikan pada 17 November 2011, dan Seksi II ruas Ungaran-Bawean sepanjang 12 kilometer telah dioperasikan pada 11 April 2014.
Ia mengaku, sejak 31 Desember 2015 sampai dengan saat ini belum ada tambahan progres pembebasan tanah ruas Bawean-Salatiga yaitu sebesar 92,7 persen. “Masih tersisa beberapa lahan milik desa (tanah kas desa) dan lahan milik Warga Terkena Proyek (WTP),” katanya.
Pembebasan tanah sempat terhenti, menurut Arie, akibat adanya peralihan peraturan sejak 1 Januari 2016 yang menggunakan Undang-undang (UU) tentang Pengadaan Tanah yang baru yaitu UUNomor 2/2012. “Agar ruas Bawean-Salatiga ini dapat difungsikan sementara untuk melayani arus mudik balik Hari Raya Lebaran 2016, diharapkan lahan dapat dibebaskan 100 persen clean and clear di April 2016,” tuturnya.
Lebih lanjut Arie menerangkan bahwa untuk Seksi IV ruas Salatiga-Boyolali sepanjang 24,40 kilometer saat ini sedang dalam tahap pembebasan lahan dengan progres sebesar 36,46 persen. Selanjutnya Seksi V ruas Boyolali-Kartasura sepanjang 7,64 kilometer juga masih dalam tahap pembebasan lahan dengan progres sebesar 43,92 persen.
“Diharapkan keseluruhan seksi Jalan Tol Semarang-Solo dapat diselesaikan konstruksinya pada akhir 2017 dan beroperasi pada awal 2018,” ujarnya.
Jalan Tol Semarang-Solo yang total panjangnya mencapai 72,64 kilometer tersebut merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa yang memiliki arti strategis bagi pengembangan jaringan jalan khususnya di Jawa Tengah dan juga bagi perkembangan jaringan jalan dalam skala regional.
Arie menambahkan, jalan tol dengan nilai investasi sebesar Rp 7,3 triliun tersebut mampu memperlancar jalur ekonomi di daerah-daerah yang dilaluinya. Menurutnya, Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah memiliki peran besar dalam mendorong kegiatan perekonomian yang diperkuat transportasi pelabuhan laut Tanjung Emas dan Bandara Ahmad Yani.
Dukungan aksebilitas dari dan arah ke kota lewat jaringan jalan nasional maupun regional sudah merupakan kebutuhan pokok untuk memecahkan masalah transportasi darat.

“Tim kita sudah turun ke lapangan mulai besok (26/4/2016) mengecek pengerasan jalan, kekesatan jalan dan alat-alat pengamannya bagaimana, nanti seminggu kita lihat apakah ada rekomendasi layak atau belum dioperasikan,” tutur Kepala Bagian Umum Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Mahbullah Nurdin, Senin (25/4/2016). Nurdin mengatakan, jika layak akan dikeluarkan Peraturan Menteri tentang Tarif Tol Pejagan-Pemalang Seksi I dan II.
“Kita berharap pertengahan Mei sudah keluar tapi kalau masih ada kekurangan harus diperbaiki dulu, baru bisa dioperasikan. Nanti kalau sudah beroperasi, biasanya seminggu digratiskan tarif tolnya, itu standar saat uji coba tol,” ujarnya.
Nurdin menyampaikan bahwa ruas jalan tol tersebut masuk ke dalam klaster ke dua pengintegrasian pembayaran jalan tol yang terdiri dari ruas tol Palimanan-Kanci, Kanci-Pejagan dan Pejagan-Brebes Timur. Pengintegrasian pembayaran tol pada klaster kedua ini pun diharapkan dapat dilaksanakan sebelum musim lebaran tahun ini.
“Jadi apabila setelah membayar di gerbang tol Palimanan, selanjutnya pengendara mengambil tiket tol di gerbang tol Mertapada dan langsung membayar di gerbang tol Brebes Timur,” katanya.
Kepala Seksi Integrasi Jalan Tol Kanci-Pejagan- Pemalang Seksi I dan II, Zulmarlian Iskandar mengungkapkan, pembangunan secara fisik untuk ruas jalan tol Pejagan-Pemalang seksi I dan II sudah rampung 100 persen. Seperti jalan utama, seksi jalan ini akan mempunyai dua pintu keluar, yakni di Brebes Barat dan Brebes Timur.
“Jadi diharapkan bisa beroperasi Mei ini karena yang belum selesai itu Pejagan-Pemalang Seksi III dan IV dengan panjang 36 kilometer. Sehingga total ruas jalan tol dari I-IV sepanjang 56 kilometer,” tambah Zulmarlian.
Untuk Seksi III, Zulmarlian mengatakan pembebasan lahannya sepanjang 10 kilometer masih nol persen. Sementara kemajuan pembebasan lahan untuk Seksi IV sepanjang 26 kilometer sudah mencapai 54 persen. PT Pejagan Pemalang Toll Road sebagai operator ruas jalan tersebut pun telah mempersiapkan konstruksinya.
“Pembebasan lahan Seksi III tanahnya dibangun perumahan penduduk, sedangkan Seksi IV kebanyakan sawah, sehingga mengejar pembebasan lahan di Seksi IV dulu karena lebih murah,” ujarnya.
Progress Perbaikan ruas Kanci-Pejagan
“Jalan Tol Kanci-Pejagan prioritasnya sebelum lebaran datang adalah jalur A (Jakarta-Semarang) yang akan diselesaikan pengaspalannya pada 15 Juni 2016,” kata Zulmarlian di Brebes.
Secara total, pengaspalan Jalur A saat ini sudah mencapai 48 persen dari 80 persen kerusakan yang sudah diidentifikasi. Sementara itu untuk kedua jalurnya, pengaspalannya dijadwalkan selesai pada Maret 2017.
Meskipun hanya bisa menyelesaikan pengaspalan pada satu jalur, Zulmarlian memastikan Tol Kanci-Pejagan bisa beroperasi pada arus mudik Lebaran tahun ini. (**/www.pu.go.id/biro komunikasi kementerian pupr/lasman simanjuntak)
Fotografer by : Lasman Simanjuntak/BeritaRayaOnline