Jakarta,BeritaRayaOnline,-Pembongkaran kawasan lampu merah Kalijodo, di bantaran kali Angke, Jakarta, Senin (29/2/2016) berlangsung lancar, tanpa perlawanan sama sekali.
Pembongkaran yang berlangsung sejak pagi, dikawal oleh ratusan petugas polisi, mengantisipasi kemungkinan perlawanan para penghuni kawasan itu.
Saat Gubernur Jakarta mulai mengumumkan rencana penggusuran Kalijodo, sempat muncul ketegangan tinggi, setelah penentangan keras disuarakan oleh para penghuni dan pengelola bar serta rumah-rumah pelesiran Kalijodo. Ia ingin mengembalikan kawasan seluas 1,5 hektar itu menjadi kawasan hijau sebagaimana peruntukkannya.
Berbeda denga penggusuran kawasan lampu merah di kota-kota lain, penggusuran Kalijodo banyak ditentang juga oleh banyak politikus, dengan berbagai argumentasi mereka. Tak banyak juga muncul dukungan bagi penggusuran dari politikus dan partai serta organisasi masa berbasis agama, yang di tempat lain biasanya menyambut penggusuran kawasan lampu merah.
Salah satu tokoh Kalijodo yang dikenal sebagai penguasa kawasan lampu merah itu, Daeng Aziz, bahkan menyewa pengacara Razman Arif Nasution -bekas pengacara Wakil Kapolri Budi Gunawan untuk melawan rencana pembongkaran, termasuk menggugat ke PTUN.
Sejumlah politisi juga sangat gencar mengecam Gubernur Basuki Tjahaja Purnama lewat media sosial, termasuk Andy Arief, Ketua Bidang Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum Partai Demokrat lewat akunnya @AndiArief_AA.
Namun memang, setelah menjelang hari-hari tenggat waktu, polisi menangkap Daeng Aziz, yang dianggap penguasan Kalijodo paling kuat, perlawanan Kalijodo pun melemah.
Bahkan banyak warga mengaku kepada BBC Indonesia, sudah membongkar sendiri bangunan mereka. Dan memang, sejak beberapa hai terakhir, BBC Indonesia menyaksikan sejumlah warga mengangkuti barang-barang mereka, dan Kalijodo sejak beberapa hariĀ sudah seperti kota hantu.(**/eykel/flora/pls)
Sumber berita dan foto : BBC Indonesia Online