Orlando, BeritaRayaOnline,-Pelaku penyerangan adalah Amar Matin warga Florida dan juga salah satu anggota dari Organisasi Teroris ISIS.
Jumlah yang terbunuh dalam penyerangan Amar Matin pada klub malam gay di Orlando menembus angka 50 orang dan 53 lainnya luka-luka.
Beberapa sumber berita mengatakan penyerangan Amar Matin yang berwarganegaraan asli Afghanistan pada klub gay Amerika di Orlando adalah insiden penembakan terparah dalam sejarah Amerika.
Dan para warga Orlando berbaris didepan Rumah Sakit untuk menyumbangkan darah mereka, karna 53 orang yang terluka sangat membutuhkan donoran darah.
Seorang pria bersenjata telah menewaskan 50 orang di sebuah klub malam ay di Orlando, Florida, Ahad (12/6/2016) dini hari. Pelaku penembakan itu diidentifikasi sebagai Omar Saddiqui Mateen (29), warga Amerika keturunan Afghanistan. Dia merupakan warga Fort Pierce, sekitar 120 mil sebelah tenggara Orlando.
Kepolisian Orlando, Florida, AS, telah mengidentifikasi pelaku penembakan yang menewaskan 50 orang dan melukai 53 orang lain di klub malam kaum gay di kota itu, Minggu (12/6/2016).
Pria itu adalah Omar Mateen, kelahiran New York tahun 1986, dari ayah imigran Afganistan.
Belum lama ini, pria bernama lengkap Omar Mir Seddique Mateen itu pindah ke Fort Pierce, Florida, 120 mil sebelah tenggara Orlando.
Pada saat penyerangan ke klub malam kaum gay itu, Mateen melakukannya seorang diri dengan menggunakan senjata laras panjang semi otomatis AR-15, sepeti dilapokan Daily Mail.
Dari jumlah korban, Mateen tercatat sebagai warga sipil penyerang tunggal dengan jumlah korban tewas terbanyak di AS sejak serangan teror 11 Setepember 2011 atau juga disebut serangan Nine Eleven.
Mateen sebenarnya dalam pengawasan orotitas keamanan AS sehingga pernah diinterogasi FBI pada 2013 dan 2014.
Namun, ia dibebaskan karena petugas tidak menemukan potensi ancaman.
Omar Mateen, 29, dari Fort Pierce, Florida tidak pernah tercatat bergabung dengan kelompok teroris tertentu. Namun, dia baru saja menunjukkan kebengisannya mengubah dentuman suara musik di kelab malam Pulse, Orlando, Florida, AS menjadi jerit histeris menjelang Minggu pagi (12/6)
Itu terjadi setelah Mateen meluncurkan sejumlah tembakan memenuhi ruangan tersebut. Sebanyak 50 orang di dalam Pulse dipastikan tewas. Selain itu, sekitar 53 orang dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka-luka.
Pelaku akhirnya mengembuskan napas terakhir di lokasi dalam baku tembak dengan polisi. Tragedi ini tercatat sebagai insiden penembakan masal terburuk dalam sejarah Amerika
”Tampaknya pelaku mempersiapkan diri dengan baik. Dia memiliki senjata serbu dan pistol,” ujar Kepala Polisi Orlando John Mina.
Polisi menyebut kejadian itu sebagai insiden teror domestik. Polisi kemudian mengumpulkan informasi tentang Mateen.
Diketahui, keluarganya berasal dari Afghanistan. Namun, Mateen lahir dan besar di AS. Dia sudah pernah menjadi perhatian polisi, tapi tidak pernah ada penyelidikan lebih lanjut terkait Mateen.
Belum diketahui juga apakah Mateen terlibat dengan kelompok tertentu. Salah satu pihak keluarga Mateen mengaku sangat shock dengan adanya kejadian tersebut dan meminta maaf kepada semua korban.
Sementara itu dari penelusuran di internet, Mateen banyak menyebarkan foto selfienya yang terlihat sedang tersenyum manis. Foto-foto itu tersebar setelah Mateen tewas dalam baku tembak dengan polisi di Pulse
Dalam pidatonya dari Gedung Putih, Presiden Barack Obama mengatakan bahwa serangan itu “menandai penembakan dengan korban paling banyak dalam sejarah Amerika.”
“Itu adalah tindakan teror dan tindakan kebencian,” katanya. Obama juga menambahkan bahwa hal itu adalah hari yang menyedihkan bagi komunitas LGBT.
“Ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagi semua teman-teman kita – kita sesama orang Amerika – yang lesbian, gay, biseksual atau transgender. Penembak itu menargetkan sebuah klub malam di mana orang datang untuk berkumpul bersama teman-teman, menari dan menyanyi. Tempat di mana mereka diserang itu adalah lebih dari sebuah klub malam – itu adalah tempat solidaritas dan pemberdayaan di mana orang datang bersama-sama untuk meningkatkan kesadaran, untuk membicarakan pemikiran mereka, dan untuk mengadvokasi hak-hak sipil mereka,” kata Obama dalam pidatonya, sebagaimana dlansir whitehouse.gov.
“Jadi ini adalah pengingat serius bahwa serangan pada setiap Amerika – tanpa memandang ras, suku, agama atau orientasi seksual – merupakan serangan terhadap kita semua dan pada nilai-nilai fundamental kesetaraan dan martabat yang mendefinisikan kita sebagai sebuah negara. Dan tidak ada tindakan kebencian atau teror yang akan pernah mengubah siapa kita atau nilai-nilai yang membuat kita Amerika,” kata obama.
“Kami bersatu dalam kesedihan, dalam kemarahan dan tekad untuk membela rakyat kami,” lanjutnya.
Obama memerintahkan untuk mengibarkan bendera setengah tiang di bangunan federal sampai matahari terbenam pada hari Kamis.(**/Dbs/Bro-3/Bro-4)
Editor : Walter Manuhutu