Kudus,BeritaRayaOnline,-Agar pengerjaan pondasi tapak Bendungan Logung dapat segera dimulai, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengalihkan aliran Sungai Logung di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ke saluran pengelak.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Mudjiadi usai melakukan pengalihan aliran Sungai Logung di Kudus, Jawa Tengah, Selasa (29/3/2016) mengatakan, progres pembangunan Bendungan Logung secara keseluruhan saat ini telah mencapai 20,85 persen dan akan ditargetkan akan selesai pada Desember 2018.
Mudjiadi menerangkan, setelah saluran pengelak selesai, selanjutnya akan dimulai penggalian pondasi tapak Bendungan Logung, dengan lebih dulu membendung Sungai Logung untuk dibuatĀ cofferdam.
Selama pembuatanĀ cofferdam, aliran Sungai Logung dialihkan melalui saluran pengelak.
Ia menyampaikan bahwa ada empat lingkup pekerjaan pembangunan Bendungan Logung, pertama adalah pembuatan sistem pengelak, mencakup pembuatan saluran pengelak sepanjang 370 meter dengan bentuk Box Culvert dimensi 2 x 3,5 meter x 3,5 meter, untuk mengelakan debit banjir Q25 (189,265 meter kubik/detik) danĀ cofferdamĀ kontruksi timbunan tanah random.
Kedua adalah pembangunan spillway atau bangunan pelimpah di sisi kanan bendungan dengan type pelimpah samping termasukchuteĀ danĀ stilling basin, dengan debit rencana spillway QPMF (878,711 meter kubik/detik).
Selanjutnya, pembangunan tubuh bendungan dengan urugan tanah random dengan inti tegak. Tinggi tubuh bendungan 56 meter dari pondasi, panjang 350 meter, kemiringan hulu 1:36 dan kemiringan hilir 1 : 2,5. Terakhir adalah pekerjaan pembuatan sistem pengambilan (intake) dengan type menara, menggunakan beton bertulang dengan tinggi 31,79 m.
Ia menambahkan selama masa pembangunan bendungan, debit air dari Sungai Logung dipantau dengan sistem telemetri yang dipasang di bagian hulu Bendungan.
Menurutnya, pembangunan Bendungan Logung memiliki beberapa manfaat, antara lain yaitu mampu mengendalikan banjir dengan debit 104,501 meter kubik per detik atau Q 100 tahunan dan penyediaan air untuk sarana air baku Kabupaten Kudus sebesar Ā 200 liter per detik. Selain itu Bendungan Logung juga mampu menyediakan energi listrik dengan kapasitas 0,5 Megawatt dan untuk kebutuhan irigasi seluas 5.354 hektar.
Mudjiadi menyampaikan, kegiatan pengelolaan terpadu tidak berhenti dengan dibangunnya Bendungan Logung. Kegiatan yang sangat penting dan bersifat berkelanjutan adalah operasi dan pemeliharaan yang merupakan tanggung jawab bersama melalui instansi terkait, serta Konservasi Daerah Hulu yang sangat memerlukan peran serta masyarakat.
Sejalan dengan kegiatan pembangunan Bendungan Logung ini, desain Sabuk Hijau juga tengah disiapkan untuk melindungi dan menjaga kelestarian waduk. Kegiatan Non Struktur yang meliputi Kajian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Kajian Pengelolaan Penanggulangan Bencana juga telah dilakukan.
Awal Mula Bendungan Logung
Di daerah Kabupaten Kudus, bila musim penghujan sering terjadi banjir yang diakibatkan oleh meluapnya Sungai Juana dan anak Sungai Logung namun saat musim kemarau selalu terjadi kekeringan.
Pada awalnya dilakukan penyusunanĀ Master PlanĀ danĀ Feasibility Study, yang merekomendasikan perlunya dibangun bendungan untuk irigasi, mengendalikan banjir melalui Sungai Logung, dan mendukung kekurangan pasokan air baku di Kabupaten Kudus terutama pada musim kemarau yang terjadi hampir setiap tahun.
Pada 1986 disusun Detail Desain Irigasi Logung yang merupakan proyek irigasi andalan Jawa Tengah, dan setelah melalui Review Detail Desain pada 2010 yang dilakukan oleh BBWS Pemali Juana, maka pada 2014 dicanangkanlah awal pembangunan Bendungan Logung, dengan penandatanganan kontrak pelaksanaan pada tanggal 18 Desember 2014, yang didanai oleh APBN.
Pelaksana pembangunan Bendungan Logung adalah Ā PT Wijaya Karya Ā dan PT Nindya Karya KSO, dengan jangka waktu pelaksanaan 1460 hari, dimulai pada tanggal 18 Desember 2014 hingga berakhir 17 Desember 2018. (**/press release biro komunikasi kementerian pupr/lasman simanjuntak)