Spread the love

IMG-20160524-WA0015Probolinggo,BeritaRayaOnline,-Panen raya bawang di Kab. Nganjuk dan Probolinggo mulai berlangsung. Tampak dari hilir mudiknya angkutan bak terrbuka yang mengangkut puluhan hingga ratusan ton bawang produksi petani ada yang langsung diangkut ke pasar ada yang ke gudang_gudang kelompok tani.

Pewarta BRO .co.id  baru-baru ini yang melakukan liputan sempat berbincang di tempat penampungan bawang petani.

Mas’ud petani yang  ditemui terlihat tersenyum ketika ditanya bagaimana hasil panennya.

Mas’ud menjawab “Syukur alhamdulillah, tahun ini walau panen musim basah ,tetapi kami puas dengan produksi bawang,”ucapnya.

Berapa harga saat ini Pak? tanya pewarta BRO.co.id.

Mas’ud menjawab mulai turun.Misalnya,minggu lalu masih Rp. 26.000 /kg hingga Rp 30.000/kg,tetapi saat ini harga di petani sekitar 23.000/kg.

“Dan ini akan kami jual ke Bulog ,”ujar Mas’ud ketika ditanya berapa harga jual di Bulog .

“Lebih murah , tapi kami mau mendukung pemerintah dalam rangka stabilitas harga di masyarakat luas. Kami sudah banyak menerima bantuan dari pemerintah makanya kami mendukung gerakan serap bawang petani dari Pak Andi  Amran Sulaiman sebagai Menteri Pertanian ,”tegasnya.

“Kami Rugi Rp 2000 sampai  Rp 3000  bila menjual ke Bulog. Namun kami semua ihklas demi Merah Putih yang selalu disampaikan menteri pertanian kepada para petani bila berdialog .Makanya kami ihklas demi Merah Putih,” tegas Mas’ud.

Ada rasa haru melihat petani muda ini yang ternyata berwawasan juga.

Sementara Heri Petani bawang lainnya yang ditemui BRO.co.id berharap dengan gerakan serap bawang petani dapat meningkatkan kualitas hidup petani bawang di seluruh Indonesia.

Heri menegaskan  petani bawang dimasa lalu selalu jadi korban permainan harga tengkulak dan yang paling mirisnya  itu terjadi saat kami panen.

“Impor masuk itu kiamat bagi kami petani bawang harga langsung jatuh dari Rp 20.000, menjadi Rp12.000 bahkan pernah 4500/kg .Mempermainkan nasib petani, bisa rasakan 80 hari petani bekerja siang malam tapi harus menderita bahkan banyak yang bangkrut .Kenapa bangkrut…? Heri berkerut keningnya seraya mengambil kertas dan pensil menun jukkan hitung_hitungannya.

“Ratusan juta  rupiah modal kami mas untuk bawang 1 hektar sebagian besar modal pinjaman bila hasil jerih payah kami tak ada harganya walau produksinya bagus itu alamat “Kiamat” buat kami petani. Tolong ditulis kami menolak impor bawang,”tegasnya

Berkali-kali Mas’ud dan Heri petani bawang yang masih muda ini minta agar pemerintah melarang impor bawang merah.(***/lasman simanjuntak)

 

Tinggalkan Balasan