Semarang,BeritaRayaOnline,– PT.Trans Marga Jateng (TMJ) sebagai badan usaha jalan tol Semarang-Solo dengan panjang total 72,64 km merupakan perusahaan patungan antara PT.Jasa Marga (Persero) Tbk dengan komposisi kepemilikan saham 73,91 %, PT.Asratel Nusantara 25 % dan PT.Srana Pembangunan Jawa Tengah (BUMD) 1,9 %.Jalan tol dengan nilai investasi Rp 7,30 triiliun ini diharapkan mampu memperlancar jalur ekonomi di daerah-daerah yang dilaluinya.
Direktur Teknik dan Operasi PT.Trans Marga Jateng, Arie Irianto, dalam penjelasannya kepada wartawan di Semarang, Selasa siang (26/4/2016) mengatakan jalan tol Semarang-Solo sebagai bagian dari jalan tol Trans Jawa memiliki arti strategis bagi pengembangan jaringan jalan khususnya di Jawa Tengah, dan juga bagi perkembangan jaringan jalan dalam skala regional.
“Seiring perkembangan wilayah Provinsi Jawa Tengah yang cukup pesat maka Semarang sebagai ibukota provinsi memiliki peran besar dalam mendorong kegiatan perekonomian yang diperkuat transportasi pelabuhan laut Tanjung Emas dan Bandara Ahmad Yani. Dukungan aksesibilitas dari dan ke arah kota lewat jaringan jalan nasional maupun regional sudah merupakan kebutuhan pokok untuk memecahkanĀ masalah transportasi darat.
Menurut penjelasan Arie Irianto, jalan tol Semarang-Solo terdiri dari lima seksi yaitu seksi 1: ruas Semarang-Ungaran sepanjang 10,8 km telah dioperasikan pada 17 November 2011, seksi 2 : ruas Ungaran-Bawen sepanjang 12 km telah dioperasikan pada 11 April 2014, seksi 3 : ruas Bawen-Salatiga sepanjang 17,5 km saat ini sedang dilaksanakan pengadaan lahan dan konstruksi, seksi 4 :ruas Salatiga-Boyolali sepanjang 24,4 km saat ini sedang dilaksanakan pengadaan lahan, dan seksi 5 : ruas Boyolali-Solo sepanjang 7,64 km saat ini sedang dilaksanakan pengadaan lahan.
“Dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap seluruh stakeholder khususnya pengguna jalan tol, TMJ telah melaksanakan beberapa pekerjaan peningkatan stabilitas pada ruas Semarang-Bawen yang sudah beroperasi khususnya di lokasi yang berpotensi terjadinya perlemahan stabilitas konstruksi mengingat ruas ini berada pada daerah perbukitan dan melintas lapisan geologi yang berupa lapisan clayshale, proses pekerjaaan konstruksi dimaksud dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, efektif, dan efisien,” ucapnya.
Di bidang pelayanan transaksi tol, TMJ pada awal 2015Ā telah menambahkan jumlah gardu transaksi di Gerbang Tol (GT) Banyumanik yang semula 8 gardu menjadi 12 gardu dan GT Bawen yang semula 6 gardu menjadi 10 gardu. Selain itu untuk rencana GT Salatiga akan ditambah dari 4 gardu menjadi 8 gardu.
Dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimum, TMJ senantiasa berupaya juga meningkatkan pelayanan lalu lintas dengan memberikan tambahan keahlian maupun keterampilan segenap petugas pelayanan lalu lintas seiring dengan tata nilai perusahaan yaitu tanggap, mandiri, dan jujur.
Selain itu di bidang pelayanan konstruksi TMJ juga melaksanakan inspeksi secara rutin dan akan melakssanakan pekerjaan overlay pada permukaan ruas jalan yang telah beroperasi untuk menyempurnakannilai indeks ketidakrataan dan kekesatan permukaan jalan tol.
Proses Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo
Arie Irianto, Direktur Teknik dan Operasi PT.Trans Marga Jateng menjelaskan lagi jalan tol Semrng-Solo tahap II Bawen-Solo sepanjang 49,54 km yang dioperasikaanoleh PT.Trans Marga Jateng (PT.TMJ) saat ini tengah memasuki masa konstruksi untuk seksi 3 Bawen-Salatiga sepanjang 17,50 km yang terbagi dalam 6 paket pekerjaan konstruksi ( 4 paket oleh PT.TMJ dan 2 paket oleh Bina Marga sebagai bagian dari dukungan pemerintah).
Hingga awal triwula II 2016, untuk paket 3.1 ruas Bawen-Salatiga-Polosiri (Sta 22+840-Sta 26+300) yang tengah dikerjakan oleh kontraktor PT.Adhi Karyaa (Persero) Tbk, progress pembangunan fisik mencapai 31,991 %. Untuk paket 3.2 ruas Polosiri-Sidorejo (Sta 26+300-Sta 33+100) yang digarap oleh PT.PP (Persero) Tbk mencapai progress fisik 43,652%, sedangkan paket 3.3 B Jembatan Kali Sanjoyo (Sta34+100-Sta 34+900) yang semula dukungan pemerintah, dilaksankan oleh PT.TMJ dengan progress fisik 61,25 % dikerjakan oleh kontraktor PT.PP (Persero) Tbk. Paket 3.3 D Siorejo-Tengaran (Staa 36+100-Sta 40+409) yang dikerjakan oleh PT.Ninday Karyaa (Persero) KSO dengan PT.JayaKonstruksi telah mencapai progress fisik 28,068%.
“Seksi III ruas Bawen-Salatiga ini merupakan kelanjutan dari seksi sebelumnya yaitu seksi 1 ruas Semarang-Ungaran (10,8 km), yang telah dioperasikan sejak 17 November 2011, dan seksi II ruas Ungaran-Bawen (12 km) yang telah dioperasikan sejak 11 April 2014.Sejak 31 Desember 2015 sampai dengan saat ini belum ada tambahan progress pembebasan taanah ruas Bawen-Salatiga yaitu sebesar 92,7 %,” kilahnya.
Masih tersisa beberapa lahan milik desa (tanah kas desa) dan lahan milik warga terkena proyek (WTP) sempat terhenti akibat adanya peralihan peraturan sejak 1 Januari 2016 yang menggunakan UU tentang pengadaan tanah yang baru yaitu UU No.2 tahun 2012 agaar ruas Bawen-Salatiga ini daapat difungsikan sementara untuk melayani arus mudik Lebaran 2016, diharapkan lahan dapatv dibebaskan 100 % clean and clear pada April 2016.
“Selain kendala lahan yang belum bebas mengingat lokasi beberapa lahan yang belum bebas berada pada lokasi galian dan timbunan yang tinggi juga pada lokasi-lokasi struktur simpang susun dan perlintasan, pekerjaan konstruksi juga mengalami kendala akibat curah hujan yang intensitasnya tinggi,” pungkasnya.
Selanjutnya, untuk seksi IV ruas Salaatiga-Boyolali sepanjang 24,40 km saat ini sedang dalam tahap pembebasan lahan dengan progress sebesar 36,46 %. Sedangkan seksi V ruas Boyolali-Kartasura sepanjang 7,64 Km juga masih dalam tahap pembebasan lahan dengan progres 43,92 %. Diharapkan keseluruhan seksi pada jalan tol Semarang-Solo dapat selesai dikonstruksi pada akhir tahun 2017 dan beroperasi pada awaal tahun 2018.(lasman simanjuntak)