
Jakarta, BeritaRayaOnline,- Sejak diresmikannya Toko Tani Indonesia (TTI) di eks Kantor Kesehatan/Klinik Kementerian Pertanian di Jalan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan (depan SMAN 28 Pasar Minggu), Senin (13/6/2016), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman punya komitmen kuat untuk terus memantau perkembangan Toko Tani Indonesia (TTI) yang menjual dengan harga murah seperti beras premiun, daging sapi segar, daging sapi beku, daging ayam beku, minyak goreng, gula, bawang merah, dan bawang putih.
“Stok minyak goreng hari ini 400 karton, bagus…bagus.Sebelum stok minyak goreng atau gula habis, langsung telepon ya, biar langsung diisi lagi,” pinta Mentan Andi Amran Sulaiman, Jumat pagi (17/6/2016) setelah mengunjungi stand penjualan gula dan minyak goreng bimoli di TTI Pasar Minggu.
“Sudah beritahu kepada warga yang datang membeli? TTI bukan hanya bulan Ramadhan dan jelang Lebaran saja, melainkan selama-lamanya. Namun, warga jangan membeli banyak-banyak, ya, sam pai Idul Fitri nanti. Jangan putus ya, Pak. Ini harus jalan terus, kasihan banyak warga yang antre,” imbaunya saat mengunjungi stand minyak goreng konsorsium (bimoli, sania,sinca, tropical, dan filma) dengan harga Rp 9000/liter/karton.
Menjawab pertanyaan wartawan BeritaRayaOnline sampai hari ke-empat TTI Pasar Minggu berapa jumlah pengunjung/pembeli mengingat tiap hari warga sudah antre (mulai jam 06.00 WIB-red), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman langsung bertanya balik kepada Gardjita Budi, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan yang juga sebagai penanggungjawab TTI Pasar Minggu, Jakarta selatan.
“Tiap hari kunjungan pembeli mencapai 5000 orang. Kita harapkan 10.000 orang. TTI bisa melayani 20 ribu sampai 30 ribu orang. Ini solusi permanen, potong rantai pasar. Produsen tak rugi, petani untung, dan masyarakat senang,” jawabnya kepada wartawan BeritaRayaOnline.
Menjawab pertanyaan wartawan apakah para pedagang pasar tradisionil (pasar becek-red) boleh ikut serta terlibat dalam Toko Tani Indonesia (TTI), Mentan langsung menjawab penuh semangat,” Sampaikan salam hormat saya kepada para pedagang di pasar tradisionil. Kami ingin libatkan pedagang pasar. Silahkan…silahkan pedagang pasar tradisionil mendaftar melalui koperasi, nanti kita juga akan memberi barangnya. Berapa saja pedagang boleh terlibat di TTI. Penjualan di TTI punya prinsip harga harus terkontrol, berbisnis untung sedikit, tetapi banyak orang datang. TTI cara effektif menekan inflasi,” katanya seraya menambahkan dalam rangka pengembangan TTI, Kementan juga bekerjasamaa dengan PT.Pos Indonesia, dan bupati di seluruh Indonesia.
Ditanya lagi oleh wartawan BeritaRayaOnline apakah kehadiran pemerintah di Toko Tani Indonesia (TTI) sebagai pedagang, Mentan Andi Amran Sulaiman-sangat akrab dengan para wartawan-langsung membantahnya.
“Pemerintah tidak berdagang di TTI. Kami hanya ingin membangun sistem. Pemerintah bukan berdagang, kita tak punya dana. Pemerintah tak mengeluarkan anggaran.Toko Tani Indonesia dibangun oleh pengusaha swasta, dan produk yang dijual juga milik swasta. Kita ini regulator yang membangun sistem,” jelasnya. (Bro-1)
Editor : Pulo Lasman Simanjuntak