Surabaya, BeritaRayaOnline,- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengakui tiga minggu sejak di-launching (diluncurkan-red) Toko Tani Indonesia (TTI )-pertama di TTI Center Pasar Minggu, Jakarta Selatan- telah berhasil menurunkan harga pangan seperti daging sapi, daging ayam, bawang merah, bawang putih, minyak goreng,beras, gula, dan telur.
“Kehadiran Toko Tani Indonesia (TTI) telah bisa menurunkan harga sembako atau pangan antara 20 persen sampai 40 persen. TTI sudah sampai di 160 titik ditiap kabupaten, sedangkan seluruh Indonesia terdapat 700 titik TTI. Bahkan kami telah membuka 36 lapak TTI di pasar tradisionil Pasar Minggu,Jakarta Selatan, dengan menjual daging sapi murah Rp 80 ribu/kg,” katanya menjawab pertanyaan wartawan BeritaRayaOnline yang mengikuti kunjungan kerja Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meresmikan Toko Tani Indonesia (TTI) Center di lapangan Makodam V Brawijaya, Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/6/2016).
Mentan kepada BeritaRayaOnline mengatakan lagi penurunan harga daging sapi memang sangat lambat, karena persoalan tata niaga daging tak bisa langsung diselesaikan dalam satu hari.
“Ini persoalan 70 tahun, jadi tak bisa selesai satu hari. Namun, saya pesan sumber protein itu bukan hanya daging sapi saja.Ikan, misalnya, proteinnya sangat tinggi. Produksi ikan kita sangat berlimpah.Oleh karena itu janganlah kita konsumsi menggunakan perasaan, tetapi rasio,” pesannya.
Cikal Bakal TTI di Jawa Timur
Sementara itu ketika memberikan kata sambutan peresmian Toko Tani Indonesia (TTI) Center Kota Surabaya, Jawa Timur, di lapangan Makodam V Brawijaya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bercerita sebetulnya ide atau gagasan membentuk Toko Tani Indonesia (TTI) justru lahir dari Provinsi Jawa Timur.
“Toko Tani Indonesia cikal bakal lahirnya justru di Provinsi Jawa Timur ini. Tepatnya di Kecamatan Ngantang sewaktu saya berkunjung ke sana sekitar Januari dan Februari 2016 lalu. Waktu itu ada rencana kita mau impor bawang dari Thailand, dan Dubes Thailand bilang kita mau impor bawang 50 ribu ton.Pikiran saya saat itu bertanya apa petani di Jawa Timur rela kita impor bawang,” ceritanya dan langsung disambut tepuk tangan ratusan petani yang tergabung dalam Gapoktan se-Jawa Timur.
“Di Kecamatan Ngantang saya bertemu dengan petani bawang yang menjual harga Rp 8 ribu/kg, sedangkan di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, harga bawang merah jadi rp 36 ribu sampai Rp 40 ribu/kg. Kami sampaikan langsung kepada Dubes Thailand, bukan impor, untuk apa kita impor bawang.Lalu saya ketemu Komisi IV DPR RI, izin kami akan membentuk Toko Tani Indonesia untuk potong rantai pasok yang panjang,” ucap Mentan.
Menteri Andi Amran Sulaiman mengakui awal membentuk Toko Tani Indonesia ada yang ragu dan sanksi. Bahkan mereka pesimis Toko Tani Indonesia bisa berjalan dengan baik.
“Namun kita boleh satu motor, tetapi motor yang saya kendalikan akan lebih cepat. Ini pergerakan petani di seluruh Indonesia. Kami langsung lapor ke Presiden Jokowi. Setelah itu Toko tani Indonesia di Jakarta jalan, di Jawa Barat jalan, Jawa Tengah jalan, Jawa Timur jalan, dan juga TTI di Provinsi Sumatera Barat. Namun, Toko Tani Indoensia di Surabaya, Jawa Timur ini lebih semangat dan luar biasa,” tegasnya.
Mentan mengaku Provinsi Jawa Timur sebagai lumbung pangan padi dan jagung, bahkan produksi beras di Jawa Timur sangat tinggi (2 juta ton).Toko Tani Indonesia di Jawa Timur diikuti seluruh kabupaten seperti Madiun, Malang, Lamongan, Ngawi, Sidoarjo, Sumenep, Jombang, dan Tuban.
“Aku serahkan diriku untuk Provinsi Jawa Timur ini.Kalau petani lemah, negara ini juga bisa lemah,”selanya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menambahkan sudah ada regulasi baru dari Presiden Jokowi yaitu bila harga pajale (padi, jagung, dan kedelai) jatuh atau anjlok, pemerintah yang akan membelinya. Tahun ini, teriakkan petani jagung tak ada lagi.
“Target Toko Tani Indonesia antara lain membuat petani tersenyum, dan petani untung. Harapan ke depan petani selalu dalam posisi untung.Konsumen jika tak punya sawah dan tak punya ladang bisa ikut tersenyum juga. Jangan ada yang mengkhianati ‘merah putih’. Kehadiran TTI bisa menekan inflasi. Ketahanan pangan juga identik denan ketahanan negara,” katanya.
Keputusan Strategis
Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo menilai Toko Tani Indonesia merupakan keputusan sangat strategis karena memotong tata niaga yang panjang sehingga menjadi alternatif dalam mengatasi fluktuasi harga bahan pokok di masyarakat.
“Konsepnya dirancang untuk memperpendek rantai distribusi, menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan sehingga terjangkau konsumen serta melindungi petani Indonesia,” kata Pakde Karwo, sapaan akrabnya.
Gubernur Jawa Timur menyarankan konsep TTI wajib didukung konsistensi antara Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri BUMN, dan Bulog yang harus langsung membeli ke Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), bukan di mitra karena merupakan bentuk baru perpanjangan tata niaga.
“Intinya kami mendukung penuh terhadap konsep ini dan menjadikan Jatim bagian penting dalam ketahanan pangan nasional,” kata gubernur dua periode tersebut.
(Bro-1)
Editor : Pulo Lasman Simanjuntak