
Nganjuk,BeritaRayaOnline – Untuk menstabilkan harga bawang merah, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Perum Bulog datangkan 200 ton bawang merah dari Nganjuk, Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan Jakarta dan sekitarnya.
Bawang merah yang diangkut menggunakan 20 truk yang rencananya akan disambut di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta ini sebagai bukti produksi bawang merah masih melimpah dan tidak dibutuhkan untuk impor.
“Pemerintah melalui Perum Bulog membeli bawang merah langsung dari petani Nganjuk dengan harga Rp 20.000 per kilogram. Setiba di Jakarta nanti, akan dijual ke konsumen tidak boleh lebih dari Rp 25.000 per kilogram,” ujar Mentan Amran usai melepas keberangkatan 20 truk bawang merah di Desa Kendalrejo, Kecamtan Bagor, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Sabtu (14/5/2016).
Saat dijual di Jakarta nanti, akan dikemas dalam jumlah lima kiloan, untuk mencegah konsumen membeli secara borongan sebagai salah satu langkah memotong rantai pasok yang selama ini dianggap terlalu panjang.
“Maksimal dibeli 5 kilogram, tak boleh lebih. Ini agar bawang merah langsung jatuh ke tangan konsumen, bukan ke pedagang lagi. Karena itulah salah satu yang membuat harga bawang merah di Jakarta bisa naik tinggi,” ungkap Mentan Amran.
Dalam kesempatan ini, Mentan Amran di hadapan petani bawang kembali menegaskan bahwa pihaknya akan menolak impor bawang merah selama produksi dalam negeri masih mencukupi.
Menanggapi impor yang masih saja dihembuskan oleh banyak piahak, baik Mentan Amran maupun Bupati Nganjuk, bahkan didukung pula oleh Anggota DPD RI, tetap konsisten menolak mentah-mentah impor bawang merah.
“Saya selaku Menteri Pertanian, sudah jelas harus melindungi para petani yang saya cintai. Sejak awal kami telah berkomitmen menolak impor, sebab impor itu akan melemahkan petani kita dan juga negara,” tegas Mentan Amran.
Mentan Amran menambahkan, impor bawang merah sudah tak perlu lagi dibahas karena produksi dalam negeri sudah melimpah. Dia mencontohkan, produksi bawang merah khusus dari Nganjuk saja, sudah dapat memenuhi kebutuhan nasional selama satu bulan dimana saat ini panen sekitar 11.000 hektar dengan total produksi 110.000 ton.
“Ini baru dari Nganjuk saja, kita masih punya bawang merah dari Brebes, Bima, Malang, Probolinggo dan sentra-sentra produksi bawang merah lainnya. Tahun 2015, ekspor kita naik 100 persen, dan tahun ini kita harapkan naik menjadi 300 persen,” kata Mentan Amran.
Terkait upaya menjaga harga bawang merah menjelang bulan suci Ramadhan, Mentan Amran optimis tidak akan terjadi gejolak. Pada tahun lalu, lanjut Mentan, untuk menstabilkan harga, hanya dibutuhkan 100 ton, sedangkan tahun ini, pihaknya telah menyiapkan bawang merah dari sentra-sentra produksi sebesar 300 ton.
“Ini merupakan instruksi Bapak Presiden untuk menjaga harga bawang merah jangan sampai di atas Rp 25.000 per kilogram menjelang Ramadhan. Tahun lalu hanya butuh 100 ton untuk menstabilkan, tahun ini akan kita siapkan sekitar 300 ton,” pungkas Mentan.
Di kesempatan yang sama, Bupati Nganjuk Taufiq Rohman merasa bangga wilayah yang dipimpinnya menjadi salah satu penyuplai kebutuhan bawang nasional. Oleh karena itu, pihaknya bersama petani bawang merah yang ada di wilayahnya menolak keras kebijakan impor bawang merah.
“Kami masyarakat Nganjuk menolak keras impor bawang masuk ke Indonesia karena kita sanggup memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain itu, impor juga akan merusak harga yang akhirnya merugikan petani,” kata Bupati Taufiq Rohman.
Dalam pelepasan 20 truk bawang merah ini, Mentan Amran didampingi Bupati Nganjuk Taufiq Rohman, Anggota DPD RI H Ahmad Nawardi, Kadivre bulog jawa Timur Winoto, dan Kapolres Nganjuk AKBP Darwis.(**/sumber berita/foto/pertaniantoday.com/lasman)
Editor : Pulo Lasman Simanjuntak