Spread the love

Lamongan, BeritaRayaOnline,- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan berrdasarkan hasil perjuangan Komisi IV DPR RI anggaran pertanian di Kabupaten Lamongan dari Rp 100 miliar naik menjadi Rp 200 miliar pada 2015.

“Kemarin ada persoalan banjir di Kabupaten Lamongan, langsung kita selesaikan.Proposal bupati sudah sampai ke Menteri PUPRdan Kadis PUPR. Tugas kami selesai.Tahun ini dinormalisasi dan beli pintu air Wauk Semarmendem,” katanya adalam acara panen raya serap gabah (serap) sekaligus mencanangkan operasi ‘sergap’ (serapan gabah oleh Bulog-red) secara nasional yang dimulai di Sukabumi Jawa Barat (Sabtu, 12 Maret 2016), dan Minggu (13/3/2016) di Desa  Warungering, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur.

Acara yang juga dilanjutkan dengan ikrar 34 penyuluh pertanian lepas (THL) untuk serap gabah 5000 ton/dua bulan agar bisa diangkat menjadi PNS, serta penandatangan penyerapan gabah Mou komitmen penyerapan gabah petani oleh Bulogm dihadiri antara lain Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Viva Yoga, Pangdam Brawijaya May.Jend (TNI) Sumardi, Dirjen PSP Kementan Gatot Irianto, dan Bupati Lamongan H.Fadeli.

“Saat ini kita masih menghadapi harga gabah yang belum menggembirakan.Misalnya di Cilacap Rp 3500/kg, Demak Rp 2600/kg, Ngawi Rp 3000/kg, Nganjuk Rp 3400/kg, dan Bojonegoro Rp 3400/kg. Presiden telah minta kepada saya selaku Mentan untuk pimpin tim ‘sergap’ serap gabah petani oleh Bulog. Saya katakan, siap Presiden!. Jumat kemarin buat SK., Sabtu sudah dilaksanakan di Jawa Barat. Siap Bulog serap gabah petani,” ucapnya.

Mentan Andi Amran Sulaiman berpesan  untuk dua bulan ini jangan  dulu diskusi kadar air gabah. Kalau kadar air memasuki musim penghujan kadar air capai 25 % sampai 30 %,  ini terjadi di seluruh Indonesia dan seluruh dunia.

Insya Allah, target   oleh bupati lamongan  dari 10 % naikkan lagi menjadi 20 % diserap di Kabupaten Lamongan . Ada pertanyaan kok ada TNI AD. TNI kawal petani. Dulu kita ragu TNI, tetapi saat ini justru petani minta dikawal TNI.Uang disiapkan Rp20 miliar, uang ada, gudang ada, kok target tak tercapai. Dimana pokok persoalanya?” tanya Mentan.

Menurut Andi Amran Sulaiman kita butuh pengawalan TNI dan polisi. Sebab, pernah terjadi kasus di Provinsi Sumatera Selatan.

“Ada petani yang protes kepada saya. Pak menteri, kami tak setuju ada Babinsa memaksa kami untuk tanam dua kali setahun. Kenapa Pak, ‘kan sudah diberi bantuan pupuk, benih, dan traktor gratis. Kenapa, apa bapak harus memberi rokok atau memberi makan kepada TNI.Bukan Pak, kami tak bisa tanam dua kali setahun, hanya sekali setahun. Lalu kok bapak tak beri rokok dan makan kepada TNI, padahal TNI telah membantu kesejahteraan ekonomi keluarga bapak tak mau tanam dua kali setahun.Kalau ada malaikat hari ini, bapaklah yang pertama kali saya minta dicabut nyawanya,” tegas Mentan dengan nada suara geram.

“TNI telah sayang kepada keluarga bapak, bahkan produksi padi berkat bantuan TNI telah mencapai 1 juta ton di Provinsi Sumatera Selatan.Eh, dia malah jawab, siap Pak Menteri, kami akan tanam dua kali setahun. Alhamdulilah, produksi padi di Sumsel saat ini sudah mencapai 1 juta ton,” cerita Mentan soal pengawalan TNI untuk dukung swasembada beras ini.

Pada kesempatan itu Mentan Andi Amran Sulaiman juga singgung produksi beras tahun 2015 yang mencapai 75 juta ton dan merupakan produksi terbesar 10 tahun terakhir ini.”1 Maret rilis BPS produksi Pajale naik. Dulu banyak yang ragu data BPS dan data Kementan. Namun, lihat sekarang memasuki musim paceklik justru beras melimpah 100 % di pasaran. Ini fakta empiris, tak bisa ditolak,” jelasnya.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kepada para Penyuluh Pertanian/THL(Tenaga Harian Lepas) yang mau diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) ‘menantang’ ujian tertulis singsingkan lengan, turun ke sawah kerja keras yaitu 1000 ton/ per ppl/tahun.

” Ada yang berani enggak 5000 ton per dua bulan?” tantang Mentan kepada para penyuluh pertanian.

“3000 ton ada yang berani. Wajar Allah belum beri rezeki, 9 tahun tak juga diangkat jadi PNS. Ini baru serap gabah. Kalau ini zaman perang kemerdekaan pasti kalian bersembunyi di selokan. Dari sini ada pahlawan nasional Bung Tomo, Bung Hatta, dan Bung Karno.Tahun 1945 dengan jumlah penduduk hanya 66 juta, Bung Karno hanya dengan senjata bambu runcing bisa membuat Indonesia merdeka. Namun, sekarang dengan jumlah penduduk 250 juta ,  kok enggak bisa ya kita swasembada pangan, karena di otak kita hanya ada sulit, sulit, dan sulit,” katanya. 

Sanggup serap gabah  5000 ton, ayo, maju yang sanggup 5000 ton.Yang berani 5000 ton harap berdiri dan datang ke sini, sedangkan yang tak berani tak usah berdiri.Pak Gatot (Dirjen PSP Kementan-red) catat namanya. Izin Pak Bupati (H.Fedeli, Bupati Lamongan-red),kami minta tak ada ‘titipan’ ya..Kami akan usul ke Menpan buat para pendekar swasembada pangan ini,” katanya.

Sementara itu kepada para Kasubdivre (Kepala Sub Divisi Regional) Perum Bulog untuk wilayah Kabupaten Banyuwangi, Probolinggo ( jatah serap gabah 65 ribu ton/2 bulan),  Madura (25 ribu ton/2 bulan), Bondowoso (55 ribu ton/2 bulan), Ponorogo (65 ribu ton/2 bulan), Malang (75 ribu ton/2 bulan), Surabaya (95 ribu ton/2 bulan), Surabaya Selatan (85 ribu ton/2 bulan), Kediri (50 ribu ton/2 bulan), Tulungagung (50 ribu ton/2 bulan), dan Kabupaten Jombang (70 ribu ton/ 2 bulan), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kembali mengingatkan target serapan gabah dari petani ini.

“Direktur Pengadaan Bulog (Pak Wahyu-red) ini para Kasubdivre, anda semua merupakan orang pilihan Bulog yang punya tugas mulia. Serapan ini setara dengan beras. Pak Direktur Bulog tugasku sudah selesai di Jawa Timur ini. Aku beri pangkat istimewa kepada Kadivre Bulog kalau tercapai serapan gabah. Ini bukan lagi zamannya ABS (Asal Bapak Senang-red) atau RMS (Rajin, Malas Sama Saja-red). Kerja keras…kerja keras, dan kerja keras..,” pesan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. (lasman simanjuntak)

Tinggalkan Balasan