Spread the love
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman didampingi Kepala Badan Litbang Pertanian Muhammad Syakir sedang mencoba mesin pengolah tanah amphibi dan mesin multi komoditas untuk jagung dan padi di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian di Desa Situgadung, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Kamis, 23 Juni 2016. (Foto : Lasman Simanjuntak/BeritaRayaOnline)
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman didampingi Kepala Badan Litbang Pertanian Muhammad Syakir sedang mencoba mesin pengolah tanah amphibi dan mesin multi komoditas untuk jagung dan padi di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian di Desa Situgadung, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Kamis, 23 Juni 2016. (Foto : Lasman Simanjuntak/BeritaRayaOnline)

Tangerang, BeritaRayaOnline,-“Ini luar biasa…ini luar biasa, saya sangat apresiasi kepada Balitbangtan (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian-red).Semua staf Litbang harus berfikir lebih keras lagi, cari ide-ide baru ya,” pinta Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sambil tersenyum puas saat melihat  rekayasa dua prototipe alsin yaitu mesin pengolah tanah amphibi dan mesin panen multi komoditas untuk jagung dan padi karya 10 orang peneliti perekayasa teknologi pertanian di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian di Desa Situgadung, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Kamis pagi (23/6/2016).

“Ini luar biasa,  tak ada terlibat negara lainkah? tanya Mentan kepada Astu Unadi, Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBPMP) Balitbangtan.”Tak ada terlibat negara lain, Pak. Kami kerja dalam satu tim,” jawabnya.

Menteri Pertanian Andi Amran lalu memberi perintah lisan kepada Muhammad Syakir, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertanian untuk segera mencatat 10 nama peneliti perekayasa teknologi kedua alat mesin pertanian ini.

“Seminggu ini harus selesai, ya.Saya akan segera tandatangani untuk memberikan pangkat istimewa kepada 10 peneliti ini sekaligus memberikan bonus THR sebesar Rp 100 juta. Cari perusahaan yang baik, tetapi bisa enggak koperasi. Koperasi menjual alat ini kepada Kementerian Pertanian. Koperasi dulu ,ya, supaya 10 peneliti ini dapat royalti yang bisa mencapai Rp 2,6 miliar,” kata Mentan Andi Amran Sulaiman.

Bahkan saking bangganya kepada Astu Gunadi, Kepala BBPMP yang “berhasil” melaksanakan apa yang dipinta Mentan setahun lalu di Palembang ini, Mentan Andi Amran Sulaiman langsung berkata,” Alhamdulilah satu tahun selesai.Saya sebagai Menteri Pertanian sangat meng-apresiasi.Sangat apresiasi terutama kepada Pak Astu.Tak boleh pensiun dulu, kalau perlu diperpanjang lagi ya. Tim nanti diperkuat.”

Menurut Mentan , pemerintah akan membeli kedua rekayasa  prototipe alsin  ini (mesin pengolah tanah amphibi dan mesin panen multi komoditas untuk jagung dan padi) secara bertahap 500 unit s/d 1000 unit. Harganya  Rp 200 juta/unit, bila dilepas di pasar menjadi Rp 250 juta sampai Rp 300 juta/unit.

“Ini sangat murah. Dulu  pengolahan secara manual butuh biaya Rp 3 juta/ha, sekarang dengan alat ini hanya Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta/ha. Bahkan dengan adanya teknologi pertanian moderen ini petani bisa diuntungkan sebesar Rp 10 triliun,” jelasnya.(Bro-1)

Editor    : Pulo Lasman Simanjuntak

Tinggalkan Balasan