
Jakarta, BeritaRayaOnline,- Sebagaimana diketahui Kabupaten Lampung Timur merupakan kabupaten dengan luas baku sawah terbesar kedua setelah Lampung Tengah. Demikian pula dengan sasaran luas tanam. Sasaran luas padi Kabupaten Lampung Timur pada MT Oktober 2015-Maret 2016 sebesar 84.861 Ha (15,5 %), sedangkan sasaran Provinsi Lampung Oktober 2015- Maret 2016 sebesar 547.476 Ha (66,42 %). April -September 2016 sebesar 276.820 Ha (33,58%), sehingga total sasaran sebesar 824.296 Ha.
Dari sasaran tanam tersebut, diharapkan akhir Maret dapat tercapai.Meskipun sasaran tanam Oktober-Maret dapat tercapai, kita semua tak boleh puas, terus semangat untuk menanam di lahan sawah yang telah panen dan lahan kering.
Upaya jerih payah kita untuk menanam padi, tidak ada artinya bila tidak dicatat BPS. Seperti yang terjadi data luas tanam Januari terjadi perbedaan data luas tanam sebesar 6.423 Ha setara dengan 3,8 % yaitu angka yang dilaporkan Tim UPSUS setelah dikurangi galengan 4 % (176.150 Ha) dikurangi angka BPS (162.727 Ha). Perbedaan cukup signifikan terjadi di Kabupaten Lampung Timur dan Tulang Bawang.
“Untuk itu, saya berharap Dinas Pertanian TPH Kabupaten Lampung Timur dapat segera berkoordinasi dengan BPS sehingga angka yang diterbitkan oleh BPS sama dengan angka yang sudah dilaporkan ke Tim UPSUS,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian,Spudnik Sujono Kamino, dalam siaran pers yang disampaikan kepada BeritaRayaOnline, di Jakarta, Selasa (29/3/2016).
“Bahkan aneka alat mesin pertanian seperti hand traktor, transplanter, pompa air, dan combine harvester, saya harapkan dimanfaatkan untuk mempercepat pengolahan tanah, tanam, dan panen yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani,” katanya lagi.
Petani yang menunggu hasil panen akan kecewa manakala harga gabah jatuh dan ini biasa terjadi pada saat panen raya seperti sekarang ini.Namun, disisi lain pemerintah mengalami kesulitan untuk membeli gabah sebagai cadangan beras nasional.
“Untuk menghindari hal tersebut terjadi, saya minta kepada Bulog untuk lebih memprioritaskan membeli gabah langsung dari petani. Di samping menolong petani agar harga tidak jatuh, juga untuk penyediaan stok beras nasional,” pinta Spudnik Sujono, Dirjen Hortikultura.
Keberhasilan UPSUS Pajale di Provinsi Lampung merupakan hasil upaya kerja keras semua pihak, tim UPSUS Pajale pusat/provinsi/kabupaten, dinas pertanian provinsi/kabupaten beserta jajarannya, komandan korem, komandan koramil, dan babinsa, bakorluh, bapeluh, dan penyuluh lapangan serta para petani.”Saya berharap keberhasilan yang dicapai tahun lalu dapat dipertahankan dan ditingkatkan tahun ini,” selanya.
Pada kesempatan ini Direktur Jenderal Hortikultura Spudnik Sujono minta dukungan dan peran dari semua pihak untuk keberhasilan UPSUS Pajale di Provinsi Lampung agar :
1.Dinas Pertanian TPH Provinsi Lampung lebih aktif berperan dalam pelaksanaan UPSUS Pajale, sedangkan tim UPSUS Pusat hanya membantu
2.Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupatenagar mengkomunikasikan data luas tambah tanam dengan BPS dan dikawal agar luas tambah tanam yang kita laksanaakan dicatat BPS.
3. Babinsa, PKK/KCD Kecamatan dan Penyuluh lebih aktif mendampingi petani dan mendorong petani untuk segera tanam kembali setelah panendan menanam di lahan kering.
4.Bulog membeli gabah hasil panen langsung dari petani.
5. Alat dan mesin serta sarana irigasi bantuan dari pemerintah agar dimanfaatkan semaksimal mungkinu ntuk menambah luas tanam padi baik di lahan sawah maupun lahan kering.
Demikian semoga hal ini menjadi momentum meningkatkan kinerja UPSUS Pajale di Kabupaten lampung Timur dan umumnya di Provinsi Lampung. (***/lasman simanjuntak)