Jakarta,BeritaRayaOnline,-Salah satu strategi pemerintah dalam mengurangi angka Dwelling Time di Pelabuhan Tanjung Priok adalah dengan mengoperasikan kereta api (KA) masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok untuk melakukan pengangkutan kontainer dengan tujuan ekspor dan impor.
Diperkirakan bila proses angkut dan bongkar muat container dengan kereta api bisa berjalan normal maka akan mengurangi angka Dwelling Time sebanyak 1 hari.
Berdasarkan informasi dari situs web resmi BPS dan Bappenas (dwelling.indonesiaport.co.id) per hari ini 23 Juni 2016, angka dwelling time Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta adalah 3,32 hari. Hasil pemantauan harian bahwa angka 3,32 hari sudah berjalan kurang lebih 1 minggu terakhir.
“Semoga akan terus bergerak turun dihari-hari yang akan datang,”ujar Deputi 2 kemenko Maritim dan Sumber Daya Agung Kuswandono Jum;at sore (24/6-2016) di Jakarta Utara.
Kenyataannya secara real pada tanggal 07 April 2016, kereta api sudah masuk dan melakukan proses bongkar muat container di Pelabuhan Tanjung Priok melalui empalsemen KA-JICT Tanjung Priok.
Spot yang dilayani saat ini baru ke Cikarang Dry Port (CDP) di Jababeka Bekasi dengan kapasitas rata-rata per hari 25-30 box kontainer. Direncanakan bila berjalan normal diperkirakan rata-rata sekitar 250 box out dan in dari dan ke Cikarang Dry Port, dengan satu kali trip di pagi jam 08.00 WIB masuk dari CDP ke Emplasemen JICT dan sore hari jam 16.00 WIB dari Emplasement KA-JICT menuju CDP.
Kapasitas angkut akan dapat ditingkatkan bila dilakukan penambahan jumlah trip, penambahan jumlah lokomotif dan penambahan rel (dari tunggal menjadi ganda), serta penyempurnaan system buka tutup pada persimpangan jalan yang banyak terdapat pada jalur tersebut.
Animo pengguna jasa angkutan container dari Emplasemen KA-JICT Tanjung Priok ke CDP sebenarnya cukup tinggi mengingat dengan menggunakan Kereta api maka akan lebih banyak mengurangi kehilangan waktu perjalanan Kontaner dr Tanjung Priok ke CDP bila menggunakan Truk.
Satu hal lagi bahwa pemanfaatan Kereta Api, akan semakin meningkatkan jumlah dan kapasitas barang yang bisa diangkut bila pihak PT KAI (Kalog) bisa memberikan tawaran harga angkut yang kompetitif, misalnya dengan pemotongan harga (discount price) pada tahap awal ini kepada para pengguna jasa. (**/Bro-1)
Editor : Pulo Lasman Simanjuntak