Soppeng , BeritaRayaOnline,-Pada kunjungan kerjanya di Sulawesi Selatan (Senin/4/4- Rabu, 6/4/2016) Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman meninjau secara langsung produksi dan harga dari komoditas jagung yang cenderung rendah. Mentan meminta kepada seluruh perusahaan pakan ternak agar segera menyerap jagung ke tingkat petani.
“Dihimbau kepada seluruh perusahaan pakan ternak untuk melakukan serapan (jagung),” pesan Mentan saat berada di Rumah Jabatan Bupati Soppeng, Selasa (5/4/2016).
Mentan mengambil langkah langsung di lapangan bersama Bulog untuk menyerap jagung dengan harga Rp.2.700 sebagai kebijakan sebagai pengamanan dan pemberian kepastian kepada petani agar petani dapat termotivasi untuk tanam kembali. Mentan menyaksikan secara langsung harga yang ada saat ini ditingkat petani mengalami penurunan harga dikisaran Rp.1.800 – 2.000/ per kg.
Kembali Mentan menegaskan pada kesempatan tersebut agar perusahaan pakan ternak benar-benar menyerap jagung ke tingat petani.
“Para pengusaha pakan ternak, jangan lagi mengatakan tidak ada jagung, tidak ada jagung, nanti dicari (jagung), setelah panen, ya ngga akan ketemu,” ujar Mentan Andi Amran Sulaiman.
Untuk memperhatikan jalur distribusi dengan bentuk pembelaan kepada petani, dengan tegas Mentan menyatakan telah menutup jalur impor jagung dari luar negeri dan memberdayakan hasil produksi dalam negeri.
Perhitungan secara nasional, produktivitas jagung dari tahun ke tahun mengalami angka peningkatan.
Berdasarkan Angka Sementara BPS produksi jagung Nasional tahun 2015 sebesar 19,61 juta ton, mengalami peningkatan sebesar 3,17% atau lebih tinggi 0,61 juta ton dibanding produksi tahun 2014 sebesar 19 juta ton. Kementan memproyeksikan di tahun 2016 produksi jagung naik menjadi 24 juta ton atau diharapkan meningkat sebesar 8,8%.
Untuk Sulawesi Selatan sendiri saat ini memiliki perkiraan produksi jagung sebanyak 2,6 – 3 juta ton jagung.
Mentan Kunker di Bulukumba
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, terkejut dengan pernyataan salah seorang petani yang menyebutkan harga jagung di jual dengan harga Rp.1.500/Kg ketika melakukan audiensi dengan masyarakat yang hadir dalam acara Panen dan Serap Gabah Petani, di desa Paenre Lompoe, kecamatan Gantarang, Bulukumba, Selasa (05/04/2016).
Berdasarkan keterangan dari petani tersebut, Mentan meminta pihak Bulog untuk menaikkan harga jagung di Bulukumba di atas Rp 2.500 per kilogram. “Jangan ada saya dengar lagi dibawah dua ribu di Bulukumba, mulai sebentar kami pulang, tolong (Kadivre) tawaf, ngga boleh kedengar lagi dibawah dua ribu,” tegas Mentan.
Dari keadaan tersebut Mentan menegaskan akan memberikan bantuan benih jagung sebanyak 10.000 Ha, dari keseluruhan lahan jagung di Bulukumba seluas 26.000 Ha.
Menjawab dari banyaknya pernyataan bahwa mengapa Mentan selalu berada di lapangan adalah bukti kerja nyata Mentan untuk mengentaskan masalah dan memberikan solusi yang terbaik bagi masyarakat petani secara langsung.
Perhatian yang tinggi juga diberikan kepada Mentan kepada petani di Bulukumba usai mendengarkan keluhan dari Bupati Bulukumba yang menyampaikan permasalahan hasil produksi padi Bulukumba di tahun 2015 mengalami penurunan akibat kegagalan panen akibat diterpa kekeringan.
Untuk hal tersebut Mentan memberikan jalan keluar dengan program Asuransi Pertanian. “Pak Bupati tolong berikan asuransi kepada yang terkena hama, banjir atau kekeringan, kami sedih mendengar ada masyarakat Bulukumba ada kekeringan, tapi hanya dihadapi dengan pasrah dengan menangis,” ujar Mentan.
Lebih lanjut Mentan berharap kepada penyedia jasa asuransi untuk selalu sigap dari bencana yang menerpa petani. Mentan menginstruksikan agar asuransi langsung diberikan kepada petani yang mengalami musibah dengan jangka waktu satu minggu setelah ditimpa musibah.
Bulukumba, memiliki luas 20.000 ha padi yang akan panen. Jika dikalikan dengan produksi rata-rata di Bulukumba sebanyak 7 ton per hektar, maka sekitar 140.000 ton gabah akan didapatkan Bulukumba.
Kepada Kepala Dinas Pertanian setempat, Mentan meminta agar serapan gabah sebanyak 100.000 ton ke Bulog dengan harga Rp.3.700, dan jika hal tersebut dapat terealisasi Mentan akan memberikan bantuan benih lanjutan sebanyak 10.000 ha untuk Bulukumba.
Mengenai irigasi, Bulukumba memilki Sungai Balanti yang dapat mengairi 4.000 ha lahan sawah, dan dari potensi tersebut, Mentan memberikan bantuan 50 unit pompa air, dan jika pengairannya berhasil kepada produksi, maka bantuan akan ditambah 100 unit untuk Bulukumba.
Selain bantuan tersebut Mentan memberikan bantuan hand-traktor, combine harvester untuk Bulukumba yang semula 24 unit ditambah menjadi 30 unit, hand traktor yang semula 67 unit diberikan tambahan menjadi 130 unit. Bantuan benih padi untuk 11.000 ha sebanyak 275 ton, bantuan benih jagung untuk 7.000 ha sebanyak 105 ton.
Kepada penyuluh yang hadir pada kegiatan tersebut, Mentan mengharapkan dapat melakukan Serap Gabah sebanyak 3.000 ton untuk masing-masing penyuluh. Terdapat 5 orang penyuluh yang masing-masing menjanjikan serapan gabah sebanyak 5.000 ton.
Hadiri dalam kesempatan tersebut Ketua Komisi IV DPR RI, Bupati Bulukumba, Staf Khusus KASAD, beserta unsur Muspida Kabupaten Bulukumba.
Mentan Kunker di Bone —
Melanjutkan tawafnya dibeberapa kabupaten hari ini di Sulawesi Selatan, usai mengunjungi kabupaten Pangkep dan Wajo melakukan Panen dan Serap Gabah Petani, kali ini Menteri Pertanian berkesempatan untuk melakukan panen jagung bersama Gurbenur Sulawesi Selatan dan Pangdam VII Wirabuana di desa Benteng Tellue, kecamatan Amali, kabupaten Bone, Senin (04/04)
Rangkaian kunjungan kerja Mentan di Bone ini dilaksanakan dalam upaya memantau secara langsung produksi jagung di kabupaten tersebut dan mengamankan harga komoditas petani usai melakukan Panen.
Perhitungan secara nasional, produktivitas jagung dari tahun ke tahun mengalami angka peningkatan. Berdasarkan Angka Sementara BPS produksi jagung Nasional tahun 2015 sebesar 19,61 juta ton, mengalami peningkatan sebesar 3,17% atau lebih tinggi 0,61 juta ton dibanding produksi tahun 2014 sebesar 19 juta ton.
Di tahun 2016, Kementerian Pertanian memproyeksikan produksi jagung naik menjadi 24 juta ton atau diharapkan meningkat sebesar 8,8%. Antisipasi turunnya harga komoditas dilakukan dengan upaya pemerintah dengan melakukan penyerapan hasil panen secara cepat.
Target tanam jagung dari kabupaten Bone adalah sebesar 45 ribu, dan tahun 2016 telah terealisasi serapan 60 ribu hektar. Untuk kecamatan Amalli terdapat 6 ribu Ha jagung dan ini Amalli merupakan salah satu kecamatan sentra jagung untuk Bone, sedangkan di Desa Benteng Tellue sendiri memiliki 600 ha berpotensi pada komoditas jagung.
Bone sendiri memiliki produktivitas mencapai 13,14 ton jagung kering panen per hektar jagung.
Masalah yang dihadapi dari masyarakat di Bone ini adalah ketika masa panen raya seperti ini adalah harga yang turun sampai dengan Rp. 2.000 per kg, jauh dari titik umtung yang diharapkan oleh petani jagung.
Untuk itu Mentan memberikan jalan keluar dengan kebijakan dilapangan dengan menginstruksikan agar Bulog melakukan serapan dengan harga yang menguntungkan bagi petani jagung, “Mengenai harga yang ada di Bone, diskusi dengan direktur Bulog, untuk jagung kami minta dengan harga 2.700, dan meminta, semua hasil di Bone utk di serap dan disimpan,” berikut disampaikan Mentan.
Pada acara tersebut Mentan berkesempatan untuk memberikan bantuan hand-traktor sebanyak 275 unit, pompa air sebanyak 55 unit, transplanter 36 unit, benih jagung hibrida sebanyak 1,5 ton, dan kedelai sebanyak 1 ton.
Mentan Kuner di Wajo ––
Program Panen dan Serap Gabah Petani merupakan satu upaya antisipasi anjloknya harga gabah di tingkat petani saat panen raya. Didukung dengan upaya distribusi pasokan yang stabil di tiap wilayah adalah cara yang efektif untuk menghindari lonjakan harga di tingkat konsumen. Hal tersebut terungkap saat Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, hadir secara langsung pada Panen dan Serap Gabah Petani yang dilakukan di desa Tonralipu, kecamatan Tansitolo, kabupaten Wajo, Senin (04/04/2016).
Di lokasi ini Mentan juga meninjau secara langsung panen padi menggunakan alat mesin pertanian combine harvester. Sinergi kuat antara TNI, Pemerintah Daerah dan Bulog bekerjasama menggerakan aparat, penyuluh dan petani di lapangan untuk menyukseskan target pemerintah swasembada padi, jagung kedelai.
Pada musim gadu ini, Wajo memiliki luasan 52.000 ha, dan yg belum dipanen sekitar 35.000 ha. Dari keadaan tersebut Mentan meminta dari segenap stakeholder yang hadir, hasil panen di Wajo dapat terserap sebanyak 200.000 ton gabah, dan jika hal tersebut terealisasi Mentan akan akan memberikan hadiah 30.000 ha benih untuk Wajo.
Lebih lanjut Mentan menginstruksikan kepada Kadivre Bulog setempat untuk menyerap gabah. “Kadivre, di kabupaten Wajo, jangan sampai menyerap gabah kurang dari harga 3.700 rupiah, itu perintah,” ungkap Mentan
Mentan mengungkapkan, pemerintah hadir ditengah-tengah masyarakat petani untuk memberikan kesejahteraan terhadap petani dengan melakukan Serap gabah. “Kedaulatan pangan adalah ketahanan negara. Kalau petani miskin, negara lemah, kalau petani untung bangsa bisa maju,” kata Mentan
Di Wajo terdapat tenaga THL sebanyak 22 orang dan PPL sebanyak 141 orang, dan Kepada THL dan penyuluh yang hadir pada kegiatan tersebut, Mentan mengharapkan dapat melakukan Serap Gabah sebanyak 5.000 ton untuk masing-masing penyuluh.
Mentan Kunker Pangkep
Implementasi kebijakan pembangunan pertanian dengan fokus pada peningkatan produksi pangan strategis yg dilakukan pemerintahan presiden Jokowi dapat terlihat dari perubahan regulasi berorientasi kepada hasil nyata untuk masyarakat.
Selain perbaikan infrastruktur, gerak langkah percepatan ke arah swasembada pangan dibuktikan dengan penyelesaian solusi dari masalah yang ada di lapangan. Hal ini terlihat jelas ketika Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, melakukan road-show kunjungan kerjanya kali ini yang terbilang cukup panjang, di hari pertama kunjungan kerja Mentan di Sulawesi Selatan kali ini berkesempatan menuju desa Bontolangkasa, kecamatan Mitasate’ne, kabupaten Pangkep, Senin (04/04/2016).
Di lokasi tersebut Mentan secara langsung menyaksikan panen padi dengan menggunakan mesin panen combine harvester. Produktivitas padi ryang dihasilkan secara rata-rata di Pangkep adalah sebesar 8 ton per Ha, angka ini adalah diatas rata-rata produksi nasional. “Produksinya naik dua kali lipat, dari empat ton menjadi delapan ton per hektar, tinggal bagaimana kita membeli dengan harga yang wajar,” ungkap Mentan.
Pada kesempatan tersebut Mentan meminta kepada Bulog untuk segera menyerap gabah dari petani di Pangkep. “Bulog tadi membeli harga empat ribu, itu sudah harga yang wajar, petani sudah untung, tapi jangan diutak-utik, kita menjaga harga jangan sampai jatuh,” jelas Mentan
Jika sinergi penyerapan tersebut untuk tahun ini berhasil sebesar 60.000 ton, Mentan menjanjikan akan memberikan bantuan tambahan 10.000 ha benih unggul untuk daerah tersebut.
Di acara tersebut Mentan memberikan bantuan benih jagung sebanyak 100 Kg varietas Bima19. Untuk tahun 2016 Mentan mengisyaratkan jika analisa sudah baik dan tersedia lahan untuk tanam jagung sebanyak 2.500 ha, maka diinstruksikan untuk memaksimalkan penanamannya.
Selain itu, dari 55 unit hand traktor bantuan dari Kementan yang diberikan untuk Pangkep, Mentan memberikan instruksi bantuan tambahan sebanyak 20 unit hand traktor, begitu juga untuk combine harvester ditambah 5 unit, transplanter 3 unit dan 1 buah eskavator.
Kepada penyuluh yang hadir pada kegiatan tersebut, Mentan mengharapkan dapat melakukan Serap Gabah sebanyak 3.000 ton untuk masing-masing penyuluh. Terdapat dua orang penyuluh laki-laki bernama Muhammad Yusuf dan Sabrin yang menjanjikan serapan Gabah masing masing sebanyak 10.000 ton dan dua orang PPL wanita yang masing-masing menjanjikan serapan gabah sebanyak 5.000 ton.(***/lasman simanjuntak)
sumber berita dan foto : www.pertanian.go.id/ biro humas dan informasi publik kementerian pertanian