Jakarta, BeritaRayaOnline,-Anggota Komisi IX DPR Putih Sari sangat menyayangkan beredarnya vaksin palsu dan sangat kecewa dengan kinerja pemerintah. Kejadian ini menunjukkan pemerintah sudah ‘kecolongan’ karena terbukti peredaran vaksin palsu sudah berlangsung belasan tahun dan masuk ke fasilitas kesehatan milik pemerintah seperti Puskesmas.
“Ini merupakan permasalahan yang serius karena dampak dari vaksin palsu yang kebanyakan dari jenisnya diperuntukkan untuk balita, pasti mempengaruhi kesehatan anak-anak generasi penerus bangsa,” kata Putih Sari di Jakarta, Sabtu(25/6/2016) seperti dikutip dari Beritasatu.com, Minggu (26/6/2016)
Peredaran vaksin palsu untuk balita ini dibongkar Penyidik Subdirektorat Industri dan Perdagangan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri. Setelah diselidiki, sindikatnya telah memproduksi vaksin palsu sejak tahun 2003 dengan distribusi di seluruh Indonesia. Namun hingga saat ini, penyidik baru menemukan barang bukti vaksin palsu di tiga daerah, yakni Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta.
Putih Sari memuji kesigapan aparat kepolisian membongkar peredaran vaksin palsu ini dan menangkap pelakunya. Setelah melakukan penyelidikan, Selasa(21/6/2016), penyidik kepolisian menggeledah enam tempat yaitu apotek dan rumah di kawasan Bekasi, Jawa Barat dan langsung menangkap beberapa orang pelakunya.
Meski demikian, dia menyatakan, dampak vaksin palsu harus segera diteliti dan diumumkan ke supaya tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat “Masyarakat jangan sampai resah karena vaksin palsu ini,” ujar politisi Partai Gerindra dari daerah pemilihan Jawa Barat ini.
Dikatakan, Kementerian Kesehatan bukan hanya menelusuri sejauh mana peredaran vaksin palsu, tetapi juga meneliti lebih lanjut dampak penggunaan vaksin palsu tersebut. Kemudian wajib memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat efek samping yang timbul dari vaksin-vaksin palsu tersebut.
“Pemerintah harus segera berindak serta bertanggung jawab dalam penanggulangannya,” tegasnya.
(*/Bro-4)
Editor : Walter Manuhutu