Fiji,BeritaRayaOnline,-Indonesia dan Fiji sepakat untuk menjalin kerjasama pada 3 (tiga) area utama, yaitu pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender dan kesejahteraan dan perlindungan anak. Kerjasama ini disepakati setelah Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PP dan PA) Republik Indonesia dan Kementerian Urusan Perempuan, Anak dan Pengentasan Kemiskinan (KUPAPK) Republik Fiji menyelenggarakan Pertemuan Kelompok Kerja Teknis Ke-dua pada 18-19 Juli 2016 di Suva, Fiji.
Pertemuan ini merupakan pertemuan lanjutan dari pertemuan serupa yang dilaksanakan pada 11 Juni 2015 lalu.
āPara ketua delegasi menegaskan komitmennya dalam memperkuat hubungan dan kerjasama kedua negara dalam bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menguntungkan, saling menghargai, dan saling mempercayai. Fiji merupakan negara yang sangat penting bagi Indonesia dengan banyak sekali aspek sosial dan budaya yang sama. Kerjasama antara Indonesia dengan Fiji didasarkan atas hal ini,ā ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise di Fiji (19/7).
Menteri Yohana menambahkan bentuk kerjasama yang telah disepakati kedua negara mencakup (1) pelatihan kebijakan dan anggaran yang responsive gender, (2) pelatihan pembuatan dan pengawetan kerajinan bambu, batok kelapa dan kulit kerang, (3) pelatihan anyam-anyaman, (4) workshop tentang pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan perempuan, (5) workshop tentang rehabilitasi anak bermasalah dengan hukum, (6) pertukaran pengalaman dan praktik terbaik tentang perempuan dan kemiskinan, (7) program sekolah ramah anak yang mengintegrasikan anak dengan kebutuhan khusus, (8) pelatihan tentang penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak, dan (9) pelatihan tentang pengemasan dan pemasaran produk untuk para perempuan pengusaha.
Pertemuan kali ini juga mereview realisasi aktivitas kerjasama yang telah disepakati pada pertemuan serupa di Jakarta pada 2015. Pada review ini, kedua delegasi menyampaikan tantangan masing-masing dalam mengimplementasikan program kerjasama yang telah disetujui, diantaranya kendala jauhnya jarak kedua negara dan keterbatasan anggaran.
Menyikapi hal tersebut, kedua delegasi setuju untuk mengatasi tantangan tersebut ke depan dengan semakin mempererat komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di masing-masing negara. Kedua negara juga setuju untuk lebih memaksimalkan contact point masing-masing demi terselenggaranya kerjasama yang lebih erat.
Selain melakukan Pertemuan Kelompok Kerja Teknis Ke-dua, delegasi Indonesia yang dipimpin Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Heru Prasetyo Kasidi dan Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian PP dan PA, Agustina Erni juga mengunjungi dan bertemu dengan kelompok perempuan pengusaha Fiji, pusat pengembangan rumput laut, Sekolah Queen Victoria yang telah menerima bantuan senilai 5 juta USD dari Indonesia dimana di masa yang akan datang, Indonesia akan bekerjasama dengan Fiji untuk melaksanakan program untuk anak berkebutuhan khusus dan program sekolah ramah anak di sekolah ini.
Sementara itu, pada kunjungan hari kedua di Fiji, Menteri Yohana mengunjungi beberapa tempat, diantaranya NCSMED, yakni tempat yang didirikan untuk memberikan pelatihan kepada perempuan agar berdaya.
Selain tempat pelatihan, NCSMED juga digunakan sebagai tempat penjualan hasil karya mereka. Kunjungan kedua yakni Child Help Line, yaitu sebuah organisasi non pemerintah yang bergerak di bidang perlindungan perempuan dan anak. Dengan nomor 1325, hotline tersebut menjadi nomor telepon yang mudah diingat apabila seorang anak berada dalam kesulitan. Kunjungan ketiga yakni ke Desa Navatukia.
Desa tersebut telah dideklarasikan sebagai desa tanpa kekerasan. Didampingi Menteri Perempuan, Anak, dan Pemberantasan Kemiskinan, Rosi Akbar, Menteri Yohana menjelaskan keadaan Indonesia dengan berbagai kompleksitas masalah terkait perlindungan perempuan dan anak dan berbagi pengalaman terkait hukuman yang diberikan kepada para pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak.(**/Bro-3)
Editor