Jakarta,BeritaRayaOnline,-Wanita menekuni karir sudah menjadi hal lumrah di zaman ini, namun memimpin pengerjaan proyek fisik tentu bukan hal mudah. Dialah Wida Nurfaida, wanita luar biasa yang langsung memimpin pengerjaan sebagai Kepala Satuan Kerja Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu).
Selain profesi yang dominan digeluti laki-laki, ruas Tol Cisumdawu bukanlah medan yang ramah. Perbukitan yang terjal, tanah yang labil, serta jalur yang berliku menjadi tantangan yang nyata.
Bagi wanita kelahiran 42 tahun silam ini, medan berat yang dilalui merupakan tantangan yang harus dikerjakan dengan penuh tanggung jawab. Melihat tantangan besar ini, Wida pun harus putar otak untuk menembus perbukitan dengan membuat terowongan. Dengan panjang 472 meter dan diameter 14 meter, terowongan Tol Cisumdawu ini akan menjadi yang pertama di Indonesia.
Wida sama sekali tidak menganggap tugas diamanahkan kepadanya sebagai beban. Justru, bagi Kartini PUPR ini, adalah ajang pembuktian bahwa wanita juga mampu bekerja lebih baik.
Mengkoordinasikan para investor, Pemda, Pemerintah Pusat, masyarakat sekitar hingga turun ke lapangan memastikan proyek berjalan baik sudah menjadi rutinitas yang dijalaninya tanpa ragu. Ia bahkan begitu yakin bahwa Tol Cisumdawu akan selesai tepat waktu.
Wanita dengan gelar master di bidang tehnik ini berpesan agar ke depan lebih banyak lagi wanita yang ambil bagian dalam pengerjaan proyek fisik. Dirinya meyakinkan bahwa wanita tetap bisa berkontribusi kepada negara meski tetap tidak boleh absen mengurus keluarga.
Berikut wawancara khusus Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR bersama Wida Nurfaida yang langsung di temui di lokasi proyek Tol Cisumdawu:
Bagaimana anda memulai karir anda di Kementerian PUPR?
Saya memulai karir di Kementerian Pekerjaan Umum sejak tahun 2000 selaku staf unit manajemen proyek perbatuan pinjaman dari Asian Development Bank (ADB), Ditjen Bina Marga. Kebetulan lama di Direktorat Bina Program, mendapat kepercayaan mengurusi pinjaman luar negeri dengan ADB, World Bank, JICA, AusAid dan lain-lain. Terakhir sebelum saya ditugaskan di Kepala Satuan Kerja Tol Cisumdawu ini, saya ditugaskan sebagai Kepala Satuan Kerja Pinjaman dan Hibah Luar Negeri yang juga berkoordinasi untuk mempercepat bagaimana pekerjaan loan di Direktorat Bina Marga. Karir saya berlanjut dengan diberikan kepercayaan oleh pimpinan-pimpinan untuk menjadi Kepala Satuan Kerja di pembangunan jalan tol Cisumdawu.
Kendala apa saya yang anda hadapi dalam karir yang di dominasi oleh laki-laki?
Terus terang memang berat dan tidak mudah bekerja di bidang yang mayoritas digeluti oleh laki-laki. Saya dituntut untuk memimpin dan berkoordinasi juga dengan pihak-pihak ke tiga juga seperti kontraktor, konsultan, masyarakat hingga pemerintah daerah. Perlu sinergi bersama antara berbagai pemangku kepentingan. Kendala di lapangan bekerjasama dengan yang mayoritas laki-laki tidak saya temui karena buat saya hal ini sudah menjadi hal yang biasa, bukan lagi sesuatu yang baru di dunia konstruksi. Kiprah perempuan di Kementerian PUPR sudah sangat terbuka lebar. Hanya tantangannya, kita sebagai perempuan harus bisa membuktikan kita punya kemampuan dan kecakapan yang sama bahkan tidak kalah dengan laki-laki.
Apa motivasi anda memilih karir di Kementerian PUPR untuk ditekuni?
Penempatan sebagai Satker proyek fisik dengan permasalahan yang luar biasa banyak dan juga tantangan yang sangat besar bagi saya sebagai perempuan justru membuat saya semakin termotivasi bahwa saya harus bekerja baik. Bahkan kalau perlu lebih baik dari rekan kerja saya yang mayoritas laki-laki. Karena saya sangat meyukai pekerjaan ini, tentu saya juga harus lebih tangguh dalam menjalaninya. Karir ini saya yakini dan tekuni sesuai kepercayaan yang diberikan oleh pimpinan-pimpinan kepada saya. Saya patut berbangga mendapat kepercayaan ini dan harus fokus untuk bekerja baik. Saya juga selalu merekomendasikan dan memberanikan teman-teman sesama perempuan di lingkungan Kementerian PUPR untuk berperan aktif dan nyata langsung turun ke lapangan.
Siapa tokoh perempuan yang menginspirasi anda?
Tokoh perempuan yang sangat menginspirasi saya adalah Perdana Menteri Inggris, Margaret Thatcher. Dalam salah satu kutipannya yang sangat menginspirasi dan saya kagumi, beliau mengatakan: “If you want something said, ask a man; if you want something done, ask a woman.” Tokoh perempuan lain yang pasti menginspirasi adalah ibu, beliau banyak mengajarkan bahwa bekerja dengan hati akan lebih menghasilkan dibandingkan dengan bekerja untuk sekerdar mengejar rutinitas.
Apa saya yang menjadi tantangan anda dalam menjalankan tugas anda saat ini?
Kendala yang saya temui dalam pekerjaan ini multidimensi, dalam artian banyak sekali. Kondisi geografisnya yang rawan tanah longsor misalnya, menuntut kita untuk memilih dan mematangkan desain yang akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Sehingga secara teknis perlu sinergi dari berbagai pihak baik dari universitas maupun lembaga-lembaga penelitian dan kajian. Masalah utama yang dihadapi dalam proyek ini adalah lahan, karena proyek ini membutuhkan pembebasan lahan yang begitu besar juga pengerjaan tanah yang kuantitasnya sangat besar. Kelihatan bagaimana kita seperti memotong beberapa gunung di sini. Beberapa pembebasan lahan seperti tanah wakaf juga harus dikoordinasikan dengan Kementerian Agama. Namun demikian saya meyakini jika kita saling bersinergi baik pemerintah pusat, masyarakat maupun instansi-instansi lain, proyek ini akan bisa diselesaikan tepat waktu dengan kualitas yang baik.
Apa yang anda lakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan di lapangan?
Target pelaksanaan proyek ini diharapkan sesuai dengan kontrak. Untuk Seksi II Tol Cisumdawu yang sekarang terkontrak adalah 2018. Saya optimis itu bisa terlaksana karena untuk Seksi II ini kita bagi menjadi dua, untuk Fase I sampai saat ini sudah selesai sekitar 80%. Fase II saya berharap juga, dengan percepatan-percepatan yang kita lakukan di lapangan kita bisa lebih awal dari target. Saya juga sudah mengupayakan untuk pengerjaan tujuh hari seminggu dan juga membuat shift malam untuk mempercepat penyelesaian. Seksi II Tol Cisumdawu ini menjadi prioritas sehingga jika jalan nasional di daerah Cadas Pangeran mengalami kendala, tol ini akan menjadi alternatif yang menghubungkan Cileunyi ke Sumedang. Sementara itu, penyelesaikan keseluruhan Tol Cisumdawu sepanjang 60 km, kita sedang mempersiapkan tender untuk Seksi I, Seksi III, Seksi IV, Seksi V dan Seksi VI kepada pihak investor. Dengan demikian penyelesaian bisa sesuan jadwal, tepat waktu dan dengan kualitas yang baik.
Apa yang membanggakan dari proyek Tol Cisumdawu bagi Anda?
Tol Cisumdawu memiliki terowongan (tunnel) jalan pertama di Indonesia yang panjangnya sekitar 472 m dengan diameter besar, sekitar 14 m dibandingkan dengan MRT. Saya berharap ini akan menjadi proyek percontohan bahwa ke depan kita akan lebih banyak terowongan-terowongan jalan sehingga bisa lebih ramah lingkungan dan tidak terlalu merubah kondisi alam. Sehingga mendukung juga pemerintah untuk menjaga lingkungan hidup. Penyelesaian terowongan ini juga diharapkan tidak ada permasalahan sehingga bisa lebih awal dari target yang terkontrak.(**/siaran pers biro komunikasi kementerian pupr/lasman simanjuntak)