Spread the love
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman didampingi Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Garjita Budi, Minggu pagi (3/7/2016) melakukan "sidak" ke Pasar Terong Jalan Masjid Kota Makassar, Sulsel, untuk mengecek langsung harga pangan (sembako) yang telah mulai turun H-2. (Foto : Lasman Simanjuntak/BeritaRayaOnline)
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman didampingi Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Garjita Budi, dan Kabalitbang Kementan Muhmaad Syakir, Minggu pagi (3/7/2016) melakukan “sidak” ke Pasar Terong Jalan Masjid Kota Makassar, Sulsel, untuk mengecek langsung harga pangan (sembako) termasuk daging sapi segar  yang telah mulai turun H-2. (Foto : Lasman Simanjuntak/BeritaRayaOnline)

Jakarta, BeritaRayaOnline,- Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian Suwandi membenarkan  harga sebagian besar bahan pangan sudah mulai turun.

“Kami berharap, inflasi pada Juli turun dibandingkan Juni karena awal Juli harga pangan sudah mulai turun,” katanya saat dihubungi, Jumat, 8 Juli 2016.

Menurut data dari Kementerian Perdagangan, harga daging sapi secara nasional telah menyentuh harga Rp 116.150 per kilogram. Sementara itu, daging ayam di harga Rp 32.530 per kilogram, cabe merah di harga Rp 33.360 per kilogram, dan bawang merah di harga Rp 38.100 per kilogram.

menanlimaKamis 7 Juli 2016, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution juga memperkirakan laju inflasi pada Juli ini tidak akan setinggi Juni. Hal itu, menurut dia, disebabkan karena pada minggu terakhir puasa, harga bahan pangan sudah menurun dan lebih rendah dibandingkan harga pangan pada minggu awal puasa.

Ke depannya, Suwandi mengatakan, tata kelola bahan pangan harus lebih baik agar inflasi tetap terkendali.

Menurut dia, antisipasi sebaiknya dimulai dari hulu.

“Saat ini pun sudah antisipasi. Satu musim sebelumnya, harus disiapkan pengaturan pola tanam, pemantauan sentra produksi, pengawalan panen, dan distribusi, logistik, serta tata niaganya,” ujarnya.

Pada intinya, kata Suwandi, pemerintah akan menjamin pasokan dari sentra produksi benar-benar mengalir ke konsumen secara lancar dan cukup serta wajar dari segi harga.

“Intinya mendekatkan konsumen ke produsen dan sebaliknya,” tuturnya.

Suwandi berujar, Toko Tani Indonesia, Bulog, serta pelaku usaha lainnya harus membeli bahan pangan secara langsung dari petani dan menjualnya secara langsung ke konsumen.

“Sejak awal, mereka bermitra dengan para petani dan untuk produk yang tahan disimpan ya diperkuat sistem logistik dengan stok cukup,” katanya.

Tahun depan, Suwandi menambahkan, pemerintah tidak akan mengimpor sebagian besar bahan pangan strategis, kecuali gandum atau terigu, kedelai, dan sapi bakalan.

“Impor pun hanya sesuai kebutuhan saja. Impor adalah pilihan terakhir. Bila terpaksa impor, tahun depan harus lebih rendah dibanding sekarang,” katanya. (tempo.co/bro-satu)

Editor  : Pulo Lasman Simanjuntak

Tinggalkan Balasan