Spread the love

Pamulang, BeritaRayaOnline,-“Sejak berlangsungnya pandemi covid-19 ini saya wajib pakai masker untuk protokol kesehatan.Saya percaya adanya virus corona ini,” ujar Edy (40 tahun), tukang servise jam keliling kompleks perumahan kepada BeritaRayaOnline yang menemuinya pada Jumat pagi (2/7/2021).

Dikatakan pria yang berasal dari Kecamatan Sukanegara, Cianjur Selatan, Jawa Barat ini, bersama kawan-kawannya sesama tukang servise jam keliling, tetap terapkan protokol kesehatan covid-19.

“Wajib pakai masker, jaga jarak, dan harus rajin cuci tangan.Selama pandemi ini kita harus jaga kesehatan tubuh,” ucap bapak dua anak yang mengaku belum divaksin ini.

Alhamdulilah, keluarga di kampung semua sehat, dan teman-teman sesama tukang servise jam keliling juga tak ada yang terpapar atau terinfeksi virus corona,” katanya lagi.

Ditanya BeritaRayaOnline kenapa makin perketat protokol kesehatan covid-19, Edy mendengar banyak warga di kompleks perumahan seperti di Kompleks Perumahan Perum Pamulang Permai I, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, yang sedang isolasi mandiri karena terpapar dan terinfeksi virus corona.

“Saya harus tetap waspada dengan protokol kesehatan yang ketat.Apalagi sebagai tukang servise jam keliling kompleks perumahan takut kontak fisik dengan warga yang sudah terpapar virus corona ini.Jadi, jaga-jaga aja, jangan sampai lepas masker,” kilahnya.

Ditanya BeritaRayaOnline bagaimana omzet usahanya selama pandemi covid-19 yang masih berkepanjangan ini ?

“Hancur, hancur usaha ini akibat dampak covid-19.Sebelum pandemi, saya buka kantin batagor dan siomay di SMK Kharisma Wita di Cinangka, Sawangan, Parung.Sehari bisa  meraup keuntungan Rp 1 juta, tetapi karena pandemi corona, dan sekolah tutup belajar dari rumah, usaha batagor dan siomay di kantin sekolah bangkrut, tutup, sedih memang,” katanya dengan nada suara memelas.

“Bahkan karena usaha saya bangkrut, lalu beralih jadi tukang servise jam keliling dengan penghasilan  hanya Rp 300 ribu per hari.Terpaksa anak-anak yang tadinya sekolah di Pamulang Timur, saya pindahkan sekolahnya di kampung saja supaya lebih hemat,” katanya seraya menambahkan untuk servise jam tangan lebih banyak warga kompleks perumahan yang ganti batere jam tangan seharga Rp 20 ribu-Rp 60 ribu, serta ganti mesin jam tangan seharga Rp 60 ribu sampai Rp 150 ribu.

Edy berharap virus covid-19 segera “pergi” dari negeri ini karena telah berdampak pada usaha yang anjlok, pendidikan anak-anak jadi terlantar.

“Virus covid harus segera berlalu.Virus covid harus dihabisi, biar usaha kembali normal.Kita harus terapkan protokol kesehatan,” imbaunya.(BRO-3)

Editor : Lasman Simanjuntak

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan