Spread the love

diskusimuatJakarta,BeritaRayaOnline,-Program pembangunan sambungan pipa air minum PDAM ke rumah-rumah sebesar 10 juta sambungan tahun 2016 sampai 2019 akan menelan investasi sebesar Rp 100 triliun dengan rincian Rp 50 triliun bersumber dari APBN dan Rp 50 triliun dari dana non APBN.

“Untuk dana non APBN butuh kolaborasi karena butuh investor. Dari 1o juta sambungan sebesar 2,5 juta sambungan dananya dari APBN reguler, 5 juta sambunganAPBN didukung perbankan, dan 1 juta sambutan dari dana APBD. Karena sumber dari berbagai pihak butuh kolaborasi dan sinergi semua pihak,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen ) Cipta Karya, Kementerian PUPR Andreas Suhono saat acara diskusiĀ  yang dipandu presenter MetroTV Prita Laura bertemakan ” 10 juta sambungan rumah dan restrukturisasi utang PDAM”sebagai rangkaian kegiatan pameran air minum dan teknologi airĀ  IWWEF (Indonesia Water and Wastewater Expo and Forum )Ā  WATERTECH exhibition & conference yang dibuka resmi Wakil Presiden H.Muhammad Jusuf Kalla di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Selasa (3/5/2016).

Dalam acara diskusi tersebut hadir sebagai nara sumber Ketua Umum Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) Rudie Kusmayadi, Direktur Utama PDAM Tirtonadi, Medan, Sumatera Utara Sutedi Rahardjo, dan Plt.Dirut PDAM Surabaya, Jawa Timur, Sunarno. Diskusi juga dilanjutkan dengan acara tanya jawab dengan peserta dari beberapa perusahaaan PDAM seluruh Indonesia.diskusi

Menurutnya, program 10 juta sambungan rumah itu merupakan target Kementerian PUPR.Namun, Kementerian PUPRĀ  tak kerja sendiri.”10 juta sambungan rumah memang target Kementerian PUPR.Namun Kementerian PUPR tak kerja sendirian, ada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan. Termasuk tarrget 100 % untuk air minum adalah target pemerintah sampai akhir tahun 2019,” jelasnya.

“Kami akan dorong PDAM-PDAM, karena tinggal sedikit tercapai 100 %. Tak perlu tunggu tahun 2019 baru tercapai 100 %, terlalu lama,” katanya lagi.

Sementara itu Ketua Umum Perpamsi Rudie Kusmayadi mengatakan yang kita identifikasi ada tiga hal yakni 1) mengenai sumber alokasi dan konflik sosial, 2) persoalan SDM, dan 3) di daerah kabupaten/kota persoalan di lapangan tak mudah.diskusidua

“Kadang-kadang di daerah saat pekerjaan pemasangan pipa air minum bisa dihentikan oleh tukang ojek. Tukang ojek lebih berkuasa dari pemerintah.10 juta sambungan rumah lebih banyak problem di daerah.Saya imbau kawan-kawan di daerah lebih banyak berkoordinasi dengan Pemda setempat,” pesannya.(lasman simanjuntak)pesertadua

 

 

 

 

 

Fotografer by : Lasman Simanjuntak/BeritaRayaOnlinepeserta

Tinggalkan Balasan