Spread the love

Puisi

Pulo Lasman Simanjuntak

BERGUMUL DENGAN MATAHARI PAGI

bergumul dengan matahari pagi-
hari ini
eperti aku tak lagi mendengar
penjual lapak menawarkan daun-daun hijau
nyaris rontok menimpa pohon-pohon terlantar kekeringan

bersetubuh dengan aspal jalan hitam
yang masuk kompleks permukiman diam
batu-batu bisu berterbangan
orang-orang gerak badan
dalam gua-gua kelahiran
nyaris berkelahi dalam keterasingan

KASUS

hujan deras dimuntahkan
di atas payudaramu
kini bersekutu
dengan suara azan subuh

belati ditikam bertubi-tubi
di kedua kelopak mata
tiang bumi lumpuh

seekor anjing liar terperosok
di rusuk ranjang

SAJAK LIAR

dari kamar gas beracun
dielus-elus
jodoh masa purba

angin balsam memijat
waktu riuh birahi
jam berdetak
terjebak kelamin

sambil terus membanting
sayap-sayap ringan
ke udara tegangan tinggi

MALAM MINGGU DI TIMUR JAKARTA

bulan makin gemuk

menyergap kamarmu

sejak pukul enampagi (dinihari !)
sudah kuhisap lahap
airmata mengalir deras
di lantai gedung kesenian rakyat

“tadi.malam aku dendam melahirkan anak, gempa bumi tempohari tak mampu lagi membangkitkan birahiku,” protes onah

sebuah puisi ganjil
tanpa ditutup kelambu
kembali mandul

Tinggalkan Balasan