10 Puisi Pilihan Terbaik
Karya : Pulo Lasman Simanjuntak
GELISAH TERPEROSOK DI RERUMPUTAN VILLA BERWAJAH BASAH
kami berangkat tergesa-gesa
sambil memikul matahari pagi
tepat jam arloji berkumandang
di rumah makan yang penghuninya tak takut virus dari kota Wuhan
kami lalu berbincang-bincang lewat udara yang telah tercemar ;
tentang jalan tol, terowongan rumah ibadah, isolasi mandiri, sampai tipu muslihat kontraktor berkumis tebal
dan diakhiri di air kolam renang
tanpa kuman
tiba di puncak gununggunung yang kelelahan berlari kencang seharian
kami disambut taman bunga kering kerontang
rerumputan liar membentang dihadapan
perempuanperempuan turun dari surga
dari jarak jauh disapanya untuk kami santap siang
maka jatuhlah tubuh tambun
gelisah siapa terperosok di rerumputan hijau
menusuk tulangtulang rusukmu
terluka sesak nafas
sampai hari ini kami tulis puisi ini
Pamulang, 15 Juni 2021
SAKRAMEN DUKA BUAT ADINDA TERLUKA
kuterima kabar dalam subuh yang gelap
ada deras airmata tangisan
mengalir sepanjang dinihari tadi
yang telah bergulat antara
maut dan kematian dini
saling napsu untuk berkejaran
telah melepas penderitaannya berliku-liku
telah melepas kesakitannya berkepanjangan
engkau keluhkan dengan suara nyeri
dan ngeri !
mulai di ranjang rumah sakit dalam kota
disuntik infus cacat berulangkali
sampai tubuhnya terbujur kaku
roh nyawanya yang masih muda belia
mampu menembus langit dan cakrawala
tanpa dendang lagu
tanpa tabuhan rebana pujian untuk sang pencipta bumi dan lautan
Tuhan telah izinkan berakhirnya sepi luka ini
sampai pada akhirnya kita harus berpisah
sementara saja, adinda
di pekuburan tua ini, setua duka cita kita
dari debu dan kembali ke tanah
TPU Menteng Pulo, Senin 7/6/021
SINYAL TERBAKAR
Gelisah terus mengembara
Meraba-raba dalam ibadah maya
Bersama putera tunggal
Dari tanah batu kering meronta-ronta
Kami lalu berbicara penghiburan
bersukacita mendaki kendaraan kemenangan
Kali ini,
Butuh nyalakan jaringan internet di udara
Hari ketujuh dipaksa menarik jiwa
Siapa bersungut-sungut minta pulsa ?
Padahal batinku tua sedang berdoa
Pergumulan rumah banjir airmata
Sampai ancaman mengungsi keluarga
Memohon malaikat berkemah
Di hunian selama pandemi beria-ria
Pamulang, Sabtu, 29 Mei 2021
LAUT DISENYAPKAN
pasangan betinaku
mari kita berangkat
matahari sudah makin tinggi
di sana sudah menunggu
tubuh laut untuk sambut
caloncalon baptisan surga
nyaris menabrak ramburambu
batas samudera teluk jakarta
sepanjang jalan kita hanya melihat
lahan kereta api yang ditumbuhi ilalang
suasana perkantoran yang gelap
dampak pandemi tak kunjung berlari
Perahu sudah harus bersandar di dermaga
bendera merah putih berkibar amat lambat
angin pantai berhembus masuk akuarium
virus juga sudah disuntik vaksin satu kali
ada orangorang shooting
adegan menguras air samudera di tanah jawa
menikmati santap siang di bandar kesunyian
di dompet celana ada jus jeruk dan melon
suguhan mata uang rupiah
untuk lelaki muda siap hadapi kematian
Pamulang, 31 Mei 2021
MATA ELANG MENABRAK KARANG
tubuhnya lahir di kamar sewa pengantin
dari sepasang angin ganjil
berhembus aroma air keras
sekeras hatinya ditumbuhi mata pisau
bertahun-tahun menatap bulan dinihari
di meja billiar digelar sunyi liar
di lantai dansa dikunci masa lalu
kini turun ke dunia orang mati
tanpa membawa paruparu sebelah kiri
tengoklah,
sekarang dia telah tumbuh subur
berwajah dua benua
mampu mematahkan tangantangan palsu
pernah terbang tinggi kibaskan sayap hitam
dalam layar lebar murahan
lalu terperosok ke dalam selokan kehidupan
dengan matahari terbalik
matanya berkuku tajam melotot
kencing bau sepi di kamar mandi
aku harus terbang lagi sekarang, serunya sambil membawa ranjang kematian
nyawanya tak pernah tidur lelap
bahkan mimpinya sering bersembunyi
di bangsalbangsal rumah sakit
sekarang tertipu lagi
lewat kabar di udara cakrawala
Pamulang, Kamis 27 Mei 2021
CATATAN ABAD VII-X
1//
mengibas monologmonolog batu pada bulan nisan
terungkap sebuah catatan purba
sejarah nubuatan raja nebukadnezar tua
dalam abad pra sejarah babel di Yerusalem
zaman sebelum masehi hingga akhir zaman
2//
kesombongannya sampai menembus langit ketujuh-
yang berlapis-lapis-
penawanan untuk rakyat tertindas
makan rantai besi
khayalnya jadi binatang paling menjijikkan di dunia
3//
kali ini puisiku kembali bersyair abad VII-X
dilukis suatu artefak
cuaca jadi ikut terbakar
sepi disiram air arak
maka jejakjejak pujangga
terasa makin pendek
Pamulang, Juni 2021
SAAT HATIKU KEHILANGAN SEKOCI KAPAL
saat hatiku kehilangan sekoci kapal
sepuluh tahun berlayar
dalam cuaca angkuh
di samudera dan ombak liar
lalu jadi hamba uang
dalam saku celana
lepas jangkar
di halaman headline koran
sering kusantap makanan haram
di hotelhotel berbintang kelam
sampai ujung kemudinya
salah ambil keputusan
tertipu sang penguasa orde usang
jadilah diriku terkurung airmata
menulis puisi di dunia sunyi
berjalan dengan tongkat petra buta
sesal dibantingnya di tanah rawa
saat hatiku kehilangan sekoci kapal
kubaca kembali kitab suci
suara azan subuhhari
disinari api lilin tak suci
masih sembah patung dewa matahari
ajaran bidat , seruku penuh amarah
sambil berlari cepat
mendaki perpustakaan bukubuku tua
bertemu pandita dari negeri Belanda
setelah itu kulirik sepuluh perintah Tuhan
tulang rohani jadi lunak
batin rohani jadi mencair
kapal teduh kembali berlabuh
dengar pekabaran dari Nabi Nuh
rajin kusiram pohonpohon iman
dalam rumah lautan dan taman ibadah
yang kadang terbentur karangkarang tegar
di pantai hijau kunyanyikan rebana doa
bertahanlah sampai hari kesudahan
menembus akhir zaman
Pamulang, Selasa 25 Mei 2021
KUBURAN INSOMNIA
sunyi subuhhari
tidurku di ranjang api
bantalnya ibutiri
berkulit putih
doyan makan anak babi
bersandal kayu jati
kejam dan sering bersetubuh dinihari
melahirkan bayibayi mandul
di kamar mandi
masa remaja rajin manturbasi
sambil terus berpuisi
kadang terjebak di gubukgubuk banjir kali
tanpa nafiri dan petikan kecapi
o, suara jangkrik malamhari
otakku ditombak nyaris mati !
disuntik tiga jam dalam sehari
menunya magadon, dumolit, dan valium
baru nyawaku terlelap
di semaksemak berduri
Pamulang, Senin 24 Mei 2021
TELEPON BERDERING
mendengar telepon berdering kering
menyapa derau hujan malamhari
dari seorang perempuan seberang jalan
yang rajin bunuh diri menyilet lengan
tak bisa mati
telinga kiriku terbakar sunyi
aku jadi teringat
dua belas abad perkawinan tertidur lelap
dalam kandang satwasatwa liar
kini hunian telah dibangun megah
menjadi mezbah batu penjuru
nyanyian koor menderu riuh
masa kanakkanak berkalungkan doa
kitab taurat disalibkan di dada
mendengar telepon berdering kering
maka genaplah kabar pahit ini
pikiran brutal gelisah basah
sesal terjebak berulangkali
siapkan liang kubur,
jiwaku cintaku
satu daging
di sini saja, sayangku
di sekitar akarakar bumi
kita tanami karet
roh takut makin menjelma
kemana gerangan imanku pergi lagi ?
Pamulang, Jumat 21 Mei 2021
SUNGGUH AIRMATAKU MENYELAM TUJUH HARI DI SELAT SUNDA
sungguh, airmataku menyelam
tujuh hari di Selat Sunda
di bawah nyawa batu karang
kucuri syair lagu Sion
panggilan untuk bertobat
masa kanak-kanak sampai ibu muda
terjerat kemiskinan berkepanjangan
deru ombak makin ganas
menyambut dari arah belakang tubuhmu
tanpa membawa perahu nelayan
ikanikan tenggelam sejak siang
masih tercium bau mayat tsunami, katamu
meskipun tak satupun orang pantai
mengenakan masker
yang terbalut air asin
mari, saudaraku
kita siapkan hati menuju surga
dalam baptisan kudus di laut ini
yang telah kupersiapkan
sebelum mulutku belum dapat menelan
virus dari kota Wuhan
selesai sudah
upacara keramat ini
meskipun telapak kaki berdarah
paha kanan tumbuh daging segar
tetap saja kutawarkan
pohon sirih gading
diseberang lautan
tumbuhan cabai-umbi-umbian-kerang laut, dan lumut hijau juga saling berkejaran
menutup kebaktian ini
dengan sebuah kesaksian
bahwa kita harus tetap setia
kepada Tuhan
Pantai Palem Cibereum, Anyer, Sabtu, 8 Agustus 2020
Biodata Penyair :
Pulo Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya, 20 Juni 1961.Menempuh pendidikan di
Sekolah Tinggi Publisistik (STP/IISIP-Jakarta).Belajar sastra secara otodidak.Hasil karya sajaknya pertama kali dipublikasikan sewaktu masih duduk di bangku SMP, yakni dimuat di ruang sanjak anak-anak Harian Umum Kompas tahun 1977.
Kemudian pada tahun 1980-an sajak-sajaknya mulai disiarkan di Majalah Keluarga, Dewi, Nova, Monalisa, Majalah Mahkota, Harian Umum Merdeka, Suara Karya, Jayakarta, Berita Yudha, Media Indonesia, Harian Umum Seputar Indonesia (Sindo), SKM.Simponi, SKM.Inti Jaya, dan SKM.Dialog.
Buku kumpulan sajak tunggalnya yang sudah terbit āTraumatikā(1997), āKalah atau Menangā (1997), āTaman Getsemaniā(2016), dan “Cor Beton Bercumbu Dengan Hujan ” (2021).Sajaknya juga ikut dalam Antologi Puisi ke-VII Dapur Sastra Jakarta(DSJ) āPara Penuai Maknaā (Maret 2021), Antologi Puisi ke-II Guepedia The First On-Publisher in Indonesia ā Syair Merdu Sang Pujanggaā (April 2021), Antologi Puisi ASU (-Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia-Mei 2021), dan De Mantans (Mei 2021).
Namanya juga telah masuk dalam Buku Pintar Sastra Indonesia Halaman 185-186 diterbitkan oleh Kompas (PT.Kompas Media Nusantara) cetakan ketiga tahun 2001 dengan Editor Pamusuk Eneste, serta Buku Apa & Siapa Penyair Indonesia halaman 451 diterbitkan oleh Yayasan Puisi Indonesia dengan Editor Maman S Mahayana dan Kurator Sutardji Calzoum Bahchri, Abdul Hadi W.M, Rida K.Liamsi, Ahmadun Y Herfanda, dan Hasan Aspahani.
Pernah aktif di Bengkel Sastra Ibukota dan sewaktu masih mahasiswa STP aktif dalam Kelompok Sastra Kita, serta saat ini tercatat sebagai anggota Dapur Sastra Jakarta (DSJ), dan Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia IX 2021.Sekarang ini sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
Pernah bekerja sebagai wartawan Skm.Angkatan Baru, Majalah Varia Nada, Aneka Ria, Info, Spionita, Caraka, Monalisa, Harian Umum Sinar Pagi, Harian Umum Mandala (terbitan Bandung pada perwakilan di Jakarta), dan Redaktur Pelaksana SKM.Dialog (Jakarta). Pada saat ini sebagai Pemimpin Redaksi beritarayaonline.co.id, emaritim.com dan berita raya tv.Anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) No.Anggota 09.00.0782.12, dan pemegang Sertifikasi Kompetensi wartawan (No.ID.4358) Dewan Pers jenjang Wartawan Madya, Provinsi DKI Jakarta.
Tulisan jurnalistiknya banyak tersebar di Majalah Remaja HAI, Harian Umum Prioritas, Majalah Keluarga, Nova, Dewi, Harian Umum Sinar Harapan, Suara Karya, BeritaYudha, Pelita, Harian Umum Ekonomi Neraca, Jawa Pos Group, Media Indonesia, Majalah Tempo, Harian Umum Berita Kota, Warta Kota, , Koran Tempo, Harian Umum Banten Raya, Pikiran Rakyat, Harian Umum Radar Tangerang, SKM.Dialog, dan masih banyak lagi.
Di luar kegiatan sastra dan jusnalistik, juga sebagai anggota majelis Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Jatinegara dengan jabatan saat ini sebagai Ketua Jemaat GMAHK Jatinegara.
Bermukim di Pamulang, Kota Tangerang Selatan.